Silverstone - Kegagalan finis di MotoGP Inggris membuat
rider Repsol
Honda Marc Marquez mulai melupakan gelar juara dunia musim ini. Selain
kembali tertinggal jauh dari para rival, ada problem lama yang
mengganggu motornya.
Marquez sejatinya punya kesempatan bagus
untuk naik podium dalam balapan di sirkuit Silverstone, Minggu
(30/8/2015) malam WIB. Pebalap asal Spanyol itu start dari posisi
terdepan dan punya hasil bagus di sepanjang akhir pekan.
Selepas
start pun lajunya meyakinkan. Meski menjalani sebagian besar balapan di
posisi dua di belakang Valentino Rossi, namun jaraknya tak pernah
benar-benar jauh.
Situasinya jauh lebih baik ketimbang Jorge
Lorenzo, yang meski juga tampil baik di sesi latihan bebas sampai
kualifikasi, namun merosot saat menjalani balapan yang berlangsung di
bawah guyuran hujan. Lorenzo sendiri pada akhirnya hanya finis di posisi
empat.
Namun petaka untuk Marquez tiba di awal putaran 13. Saat
memasuki tikungan, motornya kehilangan kendali dan melemparnya ke udara.
Juara dunia dua musim terakhir itupun tak bisa melanjutkan balapan.
Menyusul
kegagalan finisnya yang keempat kali di musim ini tersebut, Marquez pun
kini tertinggal 77 poin dari Rossi di puncak klasemen dengan sisa enam
seri. Meski secara hitung-hitungan matematis masih memungkinkan untuk
mengejar, namun Marquez tampaknya memilih tampil tanpa beban.
"Kami
kehilangan pilihan untuk kejuaraan tapi kami akan mencoba memenangi
sebanyak mungkin balapan dari sini sampai akhir musim. Tidak ada lagi
pikiran ke kejuaraan," katanya dikutip
Crash.
"Saya akan mencoba untuk menang, tapi kalau tidak memungkinkan saya akan
mencoba finis di posisi dua dan di podium. Saya tidak akan mengubah
level karena saya sudah mengambil banyak risiko," tambahnya.
Salah
satu sebab Marquez tak mau terlalu memikirkan perebutan gelar juara
dunia adalah problem yang kembali menghantui. Dia mengaku kembali
merasakan masalah di bagian belakang motor.
"Di balapan, saya
merasa dalam kondisi bagus dan mencoba mengikuti Valentino dan saya
sempat mampu melakukannya. Di sejumlah bagian trek saya lebih cepat tapi
di sisi lain saya merasakan karakter motor, yakni sensasi melayang di
bagian belakang yang juga kami alami di awal musim," ujarnya.
"Di
bawah hujan, saya merasakan itu yang mana sulit untuk dihadapi selama
balapan. Saya mencoba mengatasinya, tapi pada akhirnya ketika di
belakang Valentino, saya tiba di akhir jalur lurus, mengerem, dan
kehilangan kendali bagian belakang, bannya terkunci. Saat saya mencoba
mengembalikan posisi, saya sudah melayang di udara," demikian pebalap 22
tahun itu.