Latest Updates

Tanggapan Valentino Rossi MotoGP 2014

Roma - Untuk Valentino Rossi, 2014 menjadi musim yang penting karena di tahun inilah ia sempat menghadapi persimpangan dalam kariernya. Setelah memilih satu arah, rider Movistar Yamaha itu menegaskan dirinya kini berada dalam kondisi terbaik.

Di akhir musim 2014 Rossi menempati posisi dua klasemen akhir pebalap dengan 295 poin. Meskipun ada 67 angka yang memisahkan dirinya dengan Marc Marquez sang kampiun, yang tampil dominan tahun ini, hasil itu tetap jadi capaian tersendiri untuk Rossi.

Untuk Rossi, yang berkecimpung di kelas primer balapan motor grand prix sejak tahun 2000, tahun 2014 menjadi momen ia kembali tampil kompetitif. Ini bukan perkara mudah mengingat dalam perjalanan kariernya ia harus terus beradaptasi dari tahun ke tahun.

"Buatku, ya. Sulit dikatakan, tapi tahun ini aku sudah bekerja amat keras sampai ke detil-detil terkecil," sahut Rossi ketika ditanya apakah saat ini ia merasa berada dalam kondisi terbaiknya, seperti dikutip Autosport.

"Segalanya sudah berubah. Pertama-tama, rivalku sudah berubah--kini mereka lebih muda dan lebih tangguh dibandingkan dengan di masa lalu. Aku lebih tua, tapi aku merasa dalam kondisi 100 persen.

"Motornya sudah berubah, ban dan sistem elektronikanya telah banyak berubah, dan terutama cara mengendarai motornya sudah banyak berubah dalam 10 tahun terakhir. Tapi aku suka terus meningkatkan diri, itu bagian dari permainannya," paparnya.

Di akhir tahun 2013, Rossi sempat mencanangkan enam balapan awal musim 2014 menjadi penentu masa depannya di MotoGP. Pada prosesnya capaian tahun ini pun membuat Rossi bangga, puas, dan tampak cukup optimistis menyibak musim-musim berikutnya.

"Secara khusus itu merupakan sebuah musim yang bagus karena aku bisa meningkatkan kecepatan dan hasil dibandingkan tahun lalu. Itu merupakan target yang amat penting buatku karena aku mesti memutuskan lanjut atau berhenti. (Tahun 2014) Ini merupakan sebuah tahun yang amat aku nikmati. Aku menjalani amat banyak balapan bagus dan duel-duel seru," beber Rossi.

Alex Marquez Tak Pernah Berpikir Langsung Lompat ke MotoGP

Alex Marquez Tak Pernah Berpikir Langsung Lompat ke MotoGP
 
Baru jadi juara dunia Moto3, Alex Marquez dijagokan untuk langsung terjun di kelas MotoGP. Lompatan besar itu tidak akan pernah terjadi karena dia sama sekali tidak pernah memikirkan sebelumnya.

Tak seperti Marc Marquez yang sangat dominan di MotoGP, Alex meraih gelar juara dunia Moto3 dengan susah payah. Titel juara dunia musim 2014 baru dia dapat di seri terakhir setelah menjalani pertarungan sengit dengan Jack Miller.

Usai jadi juara dunia, langsung muncul wacana untuk mempromosikan Alex ke kelas MotoGP. Menggabungkan kakak dan adik Marquez dianggap bisa menjadi daya tarik. Apalagi Miller juga melakukan lompatan yang sama dari Moto3 ke MotoGP setelah dia dikontrak oleh tim LCR.

Namun Marquez mengatakan kalau dia sama sekali tidak pernah berpikir untuk melewati kelas Moto2 dan ikut langkah Miller.

"Penting buat saya untuk ikut Moto2. Itu langkah lanjutan setelah Moto3 dan saya pikir saya memperkuat tim terbaik di Moto2 dan hasil yang didapat jelas menunjukkan itu," sahut Alex di MCN.

"Tito (Rabat) sudah menjadi juara dunia dan Mika (Kallio) di posisi dua, jadi saya sangat senang bisa berada di tim ini. Saya pikir tidak mungkin buat saya untuk lansung ke MotoGP karena itu akan jadi jalan yang salah," lanjut rider 18 tahun itu.

Musim 2014 menjadi tahun ketiga Alex berlaga di Moto3. Setelah cuma bisa duduk di posisi 10 pada musim debut, dia melonjak ke posisi empat klasemen akhir tahun lalu.

"Opsi terbaik buat saya adalah dua tahun di Moto2 dan itu selalu menjadi rencana saya dan jika setelahnya saya dapat tawaran di MotoGP maka saya akan pergi. Tapi saya punya banyak hal untuk dipelajari di Moto2, jadi saya pikir setahap demi setahap adalah yang terbaik buat masa depan saya," tuntasnya.

Wakil Presiden HRC Minta Pedrosa Tiru The Doctor

Wakil Presiden HRC Minta Pedrosa Tiru The Doctor
Wakil Presiden HRC Minta Pedrosa Tiru The Doctor
AALST – Wakil Presiden HRC Honda, Shuhei Nakamoto, mengaku kagum dengan sikap tegas yang ditunjukan rider Movistar Yamaha MotoGP, Valentino Rossi. Nakamoto pun meminta pembalapnya, Dani Pedrosa meneladani juara dunia enam kali MotoGP itu.
The Doctor memang dikenal dengan keputusan kontroversialnya. Ia pernah mendepak sang kepala mekanik, Jeremy Burgess pada akhir 2013. Pedrosa saat ini juga mengikuti keputusan tersebut akhir musim ini, sebab performa yang kurang memuaskan. Mulai tahun depan, Pedrosa tak akan lagi bekerja sama dengan Mike Leitner.
"Vale merupakan contoh yang sangat baik. Ia telah berusia 35 tahun namun masih mampu meningkatkan performa dan belajar. Musim ini ia meraih dua kemenangan. Dani jauh lebih muda, jadi saya harap ia bisa tampil lebih baik musim depan," ujar Nakamoto kepada Motorcycle News, Senin (22/12/2014).
Musim ini, Rossi sukses mengoleksi 13 podium, termasuk dua kemenangan dan sukses duduk di peringkat keempat. Sementara itu, Pedrosa meraih 10 podium, termasuk satu kemenangan.

Valentio Rossi Tunggu Alex Marquez di MotoGP

Valentio Rossi Tunggu Alex Marquez di MotoGP
Rossi Tunggu Alex Marquez di MotoGP
URBINO – Pembalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi, berharap tampil terus di MotoGP. Rossi juga memiliki impian untuk dapat membalap bersama Alex Marquez, adik kandung Marc Marquez.
Juara dunia enam kali MotoGP itu kagum dengan bakat juara Moto3 dalam menunggangi motor Honda. Alex berjuang keras memperebutkan trofi mahkota juara kelas Moto3 dengan Jack Miller dan, jerih payahnya itu terbayar lunas ketika dia mampu keluar sebagai pemenangnya.
"Alex akan menjadi pusat perhatian saat ini, karena dia saudara Marc. Saya mengenal betul Jack Miller, tapi Alex sangat dingin. Meskipun Jack terlalu kuat, ia tetap tenang. Dia melakukan apa yang harus ia lakukan," tutur Rossi seperti dilansir Tutto Sport, Senin (22/12/2014).
"Kemungkinan di masa depan akan menjadi lawan yang kuat. Saya harap saya masih terus berada di lintasan balap MotoGP," lanjutnya.
Tahun depan, Alex akan melanjutkan kariernya di kelas Moto2 bersama tim MarcVDS dan akan bersaing dengan Tito Rabat selaku juara musim ini.

Setelah pensiun Jorge Lorenzo Ingin Balap Mobil

Pebalap Movistar Yamaha MotoGP, Jorge Lorenzo tertarik untuk serius mengikuti ajang balap mobil di kategori enduro usai pensiun dari MotoGP suatu saat nanti, demikian yang ia nyatakan kepada Fox Sports.

Akhir pekan lalu, Lorenzo turun lintasan dalam gelaran Gulf 12 Hours di Yas Marina, Abu Dhabi. Bersama tim Kessel Racing, ia mengendarai mobil Ferrari 458 GT3 Challenge Evo dan sukses meraih kemenangan di kelas Gentleman.

"Kompetisi ini sangat berbeda. Pebalap tak perlu mencari keseimbangan tubuh. Pebalap hanya harus memahami apa yang harus dilakukan di dalam kokpit, yakni kapan mengerem, menekan gas dan bermain akselerasi. Ini tantangan baru bagi saya," ujarnya.

Lorenzo pun menyayangkan dirinya hanya bisa mengikuti ajang macam ini di akhir musim MotoGP. Ia pun bertekad lebih serius usai pensiun nanti. "Ajang ini tak mudah. Balapannya sangat panjang, berjam-jam, tapi siapa tahu saya akan melakukannya di masa depan," tutupnya

Ayah Rossi Akui Marquez 'Mirip' Sang Anak

Ayah Valentino Rossi, Graziano Rossi berpendapat banyak hal yang mirip di antara anaknya dan pebalap Repsol Honda, Marc Marquez. Hal ini disampaikan Graziano melalui wawancaranya bersama Quoti di Ano baru-baru ini.

"Marc itu pebalap langka. Pebalap sepertinya hanya lahir satu di setiap generasi. Ia akan meninggalkan jejak bersejarah di dunia balap motor. Ketika melihatnya, saya teringat pada Vale. Ada Vale di dalam dirinya," ujar mantan pebalap GP250 dan GP500 ini.

Graziano pun mengaku senang keduanya kerap bersaing ketat di lintasan sepanjang musim 2014. Pria asal Italia inipun yakin The Doctor dan Marquez akan kembali bertarung sengit musim depan.

"Marc seperti Vale. Mereka selalu berusaha keras. Lihat saja kemenangannya, hasil balapnya, begitu pula caranya menyalip. Mereka begitu mirip dari start hingga finis, dari seri pembuka hingga seri penutup," tutupnya

Bos Honda Kaget Pedrosa Ingin Ganti Anggota Tim

Bos Honda Kaget Pedrosa Ingin Ganti Anggota Tim


Bos Honda Kaget Pedrosa Ingin Ganti Anggota Tim 
Vice President Departemen Balap Honda (HRC), Shuhei Nakamoto mengaku sempat terkejut saat Dani Pedrosa ingin mengganti beberapa anggota timnya demi menghadapi MotoGP 2015. Hal ini disampaikan oleh Nakamoto melalui MCN.

Pedrosa ingin mengganti kedua mekaniknya, Mark Barnett dan Christophe Leonce. Hal ini membuat sang kepala mekanik Mike Leitner kecewa dan memutuskan ikut hengkang dan mengakhiri kerjasama yang telah dijalin sejak 2004.

"Saya terkejut, namun terkadang hal seperti ini ada baiknya, karena Dani butuh motivasi baru. Mereka sudah bersama Dani sejak lama, dan dengan hasil yang tak begitu baik, Dani ingin mencoba hal baru," ujar Nakamoto.

Mulai musim depan, posisi Leitner digantikan oleh sang teknisi telemetri, Ramon Aurin yang mengantarkan Nicky Hayden menjuarai MotoGP 2006. "Kami kehilangan mekanik-mekanik hebat. Tapi motivasi pebalap sangat penting. Bila perubahan ini membantu, maka saya mendukungnya," tutup Nakamoto.

Marquez: Mengikuti Jejak Rossi? Itu Akan Sulit

Marquez: Mengikuti Jejak Rossi? Itu Akan Sulit
 
Kalau ada pebalap MotoGP yang dianggap punya performa paling oke di sepanjang musim 2014, Marc Marquez tanpa ragu akan memilih Valentino Rossi. Mengikuti capaian The Doctor disebut Marquez akan sangat sulit.

Rossi menyudahi musim 2014 dengan duduk di posisi dua klasemen akhir. Selain mengumpulkan dua kemenangan, rider asal Italia berusia 36 tahun itu total 13 kali naik podium.

Tahun 2014 pun menjadi musim terbaik Rossi setelah 2009, di mana dia merebut gelar juara dunia. Dalam periode tiga tahun yang menyelingi periode tersebut dia sempat terpuruk sangat dalam, terutama saat membela Ducati di mana dia cuma dapat satu kemenangan dalam dua musim.

"Itu luar biasa," sahut Marquez mengomentari penampilan Rossi di 2014.

"Usia 35 tahun adalah satu hal, tapi buat saya yang terpenting adalah setelah dua tahun di Ducati di mana dia kurang oke, dia kembali ke Yamaha dan tahun lalu dia tak terlalu bagus, tapi tahun ini dia menunjukkan diri sebagai pebalap yang tangguh. Saat Anda melewati tiga atau empat musim tanpa hasil bagus, akan sulit melakukan comeback. Tapi dia melakukan comeback dengan meyakinkan," lanjut Marquez di Autosport.

Dalam beberapa balapan di sepanjang musim ini Marquez merasakan betul bagaimana Rossi masih sangat sering merepotkannya. Salah satu yang paling diingat adalah saat tampil di Sirkuit Sepang.

"Di Malaysia, dengan suhu 35 derajat, dia menekan saya sampai tiga lap terakhir. Saya sangat menghormatinya, saya sudah berulang kali mengatakan ini. Saya ingin menjadi seperti dia di masa depan, tapi itu akan sulit," tuntas Marquez.

Yamaha Punya Rencana Jangka Panjang untuk Pol Espargaro

Yamaha Punya Rencana Jangka Panjang untuk Pol Espargaro
 
Saat direkrut Monster Yamaha Tech 3 Pol Espargaro diprediksi akan bisa langsung dapat promosi ke Movistar Yamaha di 2015. Meski harus tertunda, Yamaha meyakini kalau Espargaro tetap punya tempat di tim mereka.

Peluang Pol Espargaro dapat promosi ke Movistar Yamaha MotoGP tertutup setelah tim tersebut memutuskan memperpanjang kontrak kedua pebalapnya yakni Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi. Duo tersebut paling tidak akan bertahan sampai kontraknya habis di 2016.

Itu artinya Pol Espargaro baru berpeluang memperkuat tim utama Yamaha di 2017. Dengan Ducati dan Suzuki dikabarkan tertarik merekrutnya, kubu Yamaha berharap rider berbakat asal Spanyol itu mau bertahan.

"Itu tergantung pada opsi yang dia punya di musim depan. Saya percaya Pol adalah pebalap yang cerdas dan jika saat ini Anda ingin berada di grup yang top maka Anda butuh kontrak dari HRC atau Yamaha Factory Racing dan jika terkunci di luar itu maka itu bukanlah opsi," ucap bos tim Yamaha, Lin Jarvis, di MCN.

"Suzuki menunjukkan ketertarikan padanya untuk tahun 2015 dan dia memilih untuk bertahan di mana dia ada sekarang adalah langkah yang tepat untuk dilakukan. Apakah dia akan mengikuti jalan itu? Saya tidak tahu. Ducati juga tertarik, jadi tidak ada yang tahu pasti opsi yang tersedia di 2016," lanjut dia.

Menjalani debutnya di MotoGP musim ini, Pol Espargaro menyudahi musim di posisi enam klasemen dengan nilai 136. Hasil terbaik yang dia raih adalah finis keempat di Prancis.

"Saya ingin melihat Pol bertahan di Yamaha tapi saya tidak tahu apakah dia akan bisa melakukannya, tapi kita lihat saja. Dia tampil bagus dan dia masih punya banyak hal untuk dipelajari, saya ingin dia bertahan di grup ini dan menjadi sangat kompetitif," tuntas Jarvis.

Rombak Susunan Kru, Pedrosa Dituntut Lebih Oke Musim Depan

Rombak Susunan Kru, Pedrosa Dituntut Lebih Oke Musim Depan
 
Dani Pedrosa melakukan beberapa perubahan pada susunan kru balapnya untuk tahun depan. Tampil jeblok di musim yang baru saja tuntas, Pedrosa dituntut lebih oke di 2015.

Pedrosa sudah memberhentikan dua mekanik andalannya yakni Mark Barnett dan Christophe Leonce. Keputusan tersebut kemudian berimbas pada langkah kepala kru Mike Leitner untuk ikut angkat kaki dan menolak perpanjangan kontrak dua tahun yang ditawarkan.

Perubahan kru yang dilakukan Pedrosa diakui kubu HRC mengejutkan. Namun setelah musim buruk di 2014, keputusan rider Spanyol itu merombak tim diharapkan bisa memberi dampak bagus di 2015.

"Saya terkejut, tapi kadang itu bisa menjadi hal yang bagus karena Dani butuh motivasi baru. Saya senang bisa mengubah staf milik Dani, meski secara teknis mereka tidak memiliki level yang tinggi. Tapi tim ini sudah bersama untuk periode yang panjang dan tidak dapat hasil bagus," ungkap Bos HRC, Shuhei Nakamoto.

Saat Marc Marquez jadi juara dunia dengan meraih 13 kemenangan, Pedrosa cuma kebagian satu kemenangan di musim ini. Sejak turun di kelas MotoGP, ini merupakan titik terendah buat rider 29 tahun itu.

"Dani berpikir untuk mencoba sesuatu yang baru. Dani yang menginginkan ini dan saya mengikuti idenya dan mendukungnya, meski kami kehilangan mekanik yang sangat baik. Motivasi pebalap adalah hal yang berharga beberapa per sepuluh detik dan jika perubahan terjadi maka saya mendukungnya," lanjut Nakamoto di MCN.

Pedrosa bisa jadi mengikuti langkah Valentino Rossi yang tahun lalu secara mengejutkan memutus kerjsama dengan kepala mekaniknya sejak lama, Jerry Burgess. Mengontrak Silvano Galbusera untuk jadi pendampingnya musim ini, The Doctor tampil gemilang dengan meraih dua kemenangan, 11 kali naik podium dan finis di posisi kedua klasemen akhir.

"Saya harap dia (Pedrosa) bisa meningkatkan levelnya. Valentino adalah contoh yang bagus karena dia sudah 35 (tahun) dan masih terus berkembang dan masih terus mencoba belajar. Dia memenangi dua balapan musim ini dan Dani masih jauh lebih muda. Jadi kita lihat saja apakah Dani akan bisa mengambil langkah ke depan dengan perubahan yang dia lakukan," tuntasnya.

'Kesuksesan Marquez di MotoGP Berkat Dirt Track'

'Kesuksesan Marquez di MotoGP Berkat Dirt Track'

'Kesuksesan Marquez di MotoGP Berkat Dirt Track' 
Kesuksesan pebalap Repsol Honda, Marc Marquez di MotoGP datang dari latihan kerasnya di ajang dirt track, demikian yang dinyatakan juara AMA Pro Flat Track 2012 dan 2014, Jared Mees kepada Crash.net.

Marquez dan Mees bertemu pada ajang balap flat track DTX Barcelona Superprestigio akhir pekan lalu, di mana Marquez sukses meraih gelar juara dan Mees finis di posisi kedua, diikuti pebalap Moto2, Kenny Noyes.

"Saat bertemu dengannya, saya sangat terkejut. Saya berkata pada diri sendiri, 'Wow, man! Dia jelas-jelas mampu melakukannya.' Saya tahu balapan akan berjalan berat, dan saya sangat memperhatikan catatan waktu Marc. Jarak kami sangat tipis," ujar Mees.

Pebalap Amerika Serikat inipun yakin Marquez akan lebih baik lagi di masa-masa mendatang. "Ia terbaik di dunia road race. Prestasinya datang dari latihan dirt track. Ia pasti akan lebih baik dan lebih baik lagi. Saya angkat topi untuknya karena menjadi road racer dan menjadikan dirt track sebagai olahraga kedua," tutup Mees.

Valentino Rossi Ingin 'Takuti' Giacomo Agostini

Valentino Rossi Ingin 'Takuti' Giacomo Agostini



Valentino Rossi Ingin 'Takuti' Giacomo Agostini

Pebalap Movistar Yamaha MotoGP, Valentino Rossi mengaku ingin 'menakuti-nakuti' 15 kali juara dunia, Giacomo Agostini. Agostini merupakan pebalap dengan kemenangan terbanyak di seluruh kelas, dan Rossi yang kini mengoleksi 108, tengah tertinggal 14 kemenangan.

Rossi akan berusia 37 tahun pada tahun 2016 nanti. Jika masih mampu menang, ia bisa menjadi ancaman besar bagi Agostini. "Saya ingin mematahkan rekor Ago! Setidaknya saya ingin membuatnya sedikit ketakutan," ujarnya sembari tertawa kepada SpeedWeek.

The Doctor pun menyatakan ingin menjadi pemenang tertua di MotoGP. Lucunya, ia tak tahu bahwa rekor tersebut tengah dipegang tiga kali juara World Superbike, Troy Bayliss, yang memenangkan MotoGP Valencia 2006 di atas Ducati.

"Saya akan berusia 37 tahun pada 2016 nanti, dan saya ingin menjadi pemenang tertua di MotoGP. Saya tak tahu saya yang memegang rekor itu saat ini, saya hanya tahu ia berusia 37 tahun," tutupnya.

Daftar pemenang tertua di kelas tertinggi (GP500/MotoGP):
Fergus Anderson: 44 tahun 237 hari - Montjuic - GP500 1953
Jack Findlay: 42 tahun 85 hari - Salzburg - GP500 1977
Les Graham: 41 tahun 21 hari - Montjuic - GP500 1952
Jack Ahearn: 39 tahun 327 hari - Imatra - GP500 1964
Harold Daniell: 39 tahun 240 hari - Tourist Trophy - GP500 1949
Frantisek Stastny: 38 tahun 247 hari - Sachsenring - GP500 1966
Nello Pagani: 37 tahun 328 hari - Monza - GP500 1949
Troy Bayliss: 37 tahun 213 hari - Valencia - MotoGP 2006

Rival Curiga Marc Marquez Punya 'Keunggulan' di Superprestigio

Rival Curiga Marc Marquez Punya 'Keunggulan' di Superprestigio

Marc Marquez Akui Lebih Serius di Superprestigio II
Pebalap Repsol Honda MotoGP, Marc Marquez mengaku lebih serius menghadapi DTX Barcelona Superprestigio 2014 yang kedua akhir pekan lalu, ketimbang Superprestigio yang pertama bulan Januari lalu.

Pada gelaran pertama, Marquez finis terbuncit di babak Superfinal dan gelar juara jatuh kepada juara AMA Pro Flat Track 2013, Brad Baker. Pada gelaran kedua, malah sebaliknya. Marquez sukses merebut gelar, sementara Baker gagal tampil akibat mengalami kecelakaan hebat di sesi kualifikasi.

"Salah satu peningkatan terbesar adalah setup motor. Tahun lalu, saya hanya bermain-main. Kali ini, saat tiba saya lihat Brad sudah punya gaya balap baru," ujar Marquez, yang sukses mengalahkan juara AMA Pro Flat Track 2012 dan 2014, Jared Mees.

"Seperti di MotoGP, saya melakukan uji coba bersama tim saya. Kami mengubah kecepatan dan mencari setup terbaik. Saya harus berkonsentrasi dan berusaha 100 persen. Saya sangat gugup sebelum Superfinal. Saya tahu Jared sangat cepat," tutupnya

Saham Dijual, Dainese: Jangan Sentuh Valentino Rossi!

Saham Dijual, Dainese: Jangan Sentuh Valentino Rossi!


Saham Dijual, Dainese: Jangan Sentuh Valentino Rossi!
Valentino Rossi © AFP

Founder perusahaan perlengkapan pengendara motor Dainese, Lino Dainese baru-baru ini menjual 80 persen sahamnya kepada Bahrain Inverstcorp. Ia pun memastikan akan mempertahankan Giacomo Agostini dan Valentino Rossi sebagai acuan perusahaan tersebut.

Agostini dan Rossi yang merupakan legenda MotoGP, telah menjadi brand ambassador Dainese sejak usia belia. Kesan identik pada kedua belah pihak pun kian berkembang, hingga Dainese menggunakan Agostini dan Rossi sebagai acuan pengembangan produk.

"Kami tak akan membiarkan mereka (Bahrain Investcorp) menyentuh Ago dan Vale. Keduanya merupakan bagian fundamental kami. Mereka lebih dari sekadar brand ambassador. Mereka adalah ahli dalam bidang ini," ujar Dainsese kepada La Gazzetta dello Sport.

Saat ini, Dainese juga tengah mengembangkan teknologi airbag bernama D-Air. Rossi merupakan pebalap yang terlibat langsung dalam proyek tersebut. "Ago dan Vale lah yang memilih material dan menjajalnya demi keselamatan pengendara motor. Mereka adalah pondasi kami," tutup Dainese.

Marquez: Saya Akan Terus Bayar Pajak di Spanyol

Marquez: Saya Akan Terus Bayar Pajak di Spanyol
Marquez: Saya Akan Terus Bayar Pajak di Spanyol
BARCELONA – Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, memberi penjelasan soal keputusannya berpindah tempat tinggal dari Cervera, Spanyol ke Andorra. Rider asal Spanyol itu mengatakan rencana kepindahannya ke Andorra hanya untuk mengisi libur musim dingin, bukan untuk menghindari pajak.
Rumor rencana kepindahan pria kelahiran Carvera, untuk menghindari pajak penghasilan yang tinggi di negara asalnya, Spanyol, memang santer beredar. Marquez pun angkat bicara.
“Sekarang saya masih 21 tahun, saya hidup bersama keluarga saya dan saya selalu punya hubungan baik dengan mereka, tapi saya juga adalah sosok muda dan saya memutuskan untuk memiliki sendiri rumah saya dan saya (memilih) tinggal di Andora karena saya sudah sering ke sana di musim dingin,” jelas Marquez, seperti dikutip MotoGP.com, Senin(15/12/2014).
“Dan di periode lain dan karena saya akan sering berada di sana selama musim dingin ini dan hingga musim dingin-musim dingin selanjutnya. Itu tempat yang ideal dan menjadi favorit saya untuk mempersiapkan fisik. Pajak bukan motivasi saya. Lebih lagi, saya tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tapi saya ingin memastikan kalau saya membayar dan saya akan terus membayar pajak di Spanyol,” sambungnya.
The Baby Allien pun menjelaskan lebih detil perihal kepindahannya tersebut. Marquez juga menceritakan masa lalunya yang membuat ia sedih.
“Saya tahu ada banyak sekali pendapat dan semua itu bisa dihormati. Saya tidak ingin menilai diri saya terkait orang lain, tapi saya pikir ada kritik yang sangat keras yang ditujukan pada saya. Pada akhirnya Anda tidak akan pernah tahu kapan karier seorang pembalap akan berakhir,”
“Saat saya berusia 19 tahun saya hampir meninggalkan balapan karena kejadian yang membuat penglihatan saya rusak (berhenti sesaat lalu menghapus air mata). Berkat dokter saya bisa kembali membalap. Selama minggu terakhir saya tidak merasa baik jadi saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang mendukung saya dan keluarga saya. Satu-satunya hal yang saya ingin lakukan adalah terus menikmati diri sendiri dan terus naik motor saya," tandasnya.
Meski begitu, Marquez dikabarkan tidak akan mengajak sang adik, Alex Marquez untuk tinggal bersama.

Marc Marquez Bantah Menghindari Pajak dan Akan Pindah ke Andora

Marc Marquez Bantah Menghindari Pajak dan Akan Pindah ke Andora
 
Barcelona - Marc Marquez menjawab rumor yang menyebut dirinya akan pindah ke Andora demi menghindari pajak tinggi di Spanyol. Dengan emosional dia membantah tudingan tersebut.

Isu Marquez akan pindah ke Andora muncul dalam beberapa hari terakhir. Pajak tinggi hingga mencapai 49% disebut jadi alasan juara dunia MotoGP dalam dua musim terakhir itu akan meninggalkan negara kelahirannya.

Berbicara saat menghadiri even Superprestigio Dirt Track di Barcelona, Marquez membantah kabar dia akan pindah untuk mengindari pajak. Diakui Marquez dia sudah punya rumah di Andora, tapi itu dia gunakan untuk beristirahat dan bukan berniat pindah kewarganegaraan.

Meski pada awalnya berbicara dengan datar, Marquez sempat menitikan air mata di tengah sesi. Itu terjadi ketika dia mengenang sebuah momen yang nyaris membuat pengelihatannya hilang.

Berikut pernyataan lengkap Marquez, seperti dikutip dari Crash:

Sebelum berbicara soal Dirt Track racing di Barcelona, saya ingin mengatakan sesuatu yang penting. Saya ingin berbicara soal perdebatan dan cekcok terkait diri saya dalam beberapa pekan ini. Sulit untuk mengatakan ini, karena saya biasanya tidak pernah berbicara soal kehidupan pribadi saya tapi saya pikir ini momen yang penting. Mereka yang mengenal saya tahu kalau saya orangnya blak-blakan dan sangat jujur.

Saya 21 tahun, saya hidup bersama keluarga saya dan saya selalu punya hubungan baik dengan mereka, tapi saya juga adalah sosok muda dan saya memutuskan untuk memiliki sendiri rumah saya dan saya (memilih) tinggal di Andora karena saya sudah sering ke sana di musim dingin dan di periode lain dan karena saya akan sering berada di sana selama musim dingin ini dan hingga musim dingin-musim dingin selanjutnya. Itu tempat yang ideal dan menjadi favorit saya untuk mempersiapkan fisik
Pajak bukan motivasi saya. Lebih lagi, saya tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tapi saya ingin memastikan kalau saya membayar dan saya akan terus membayar pajak di Spanyol.

Saya tahu ada banyak sekali pendapat dan semua itu bisa dihormati. Saya tidak ingin menilai diri saya terkait orang lain, tapi saya pikir ada kritik yang sangat keras yang ditujukan pada saya. Pada akhirnya Anda tidak akan pernah tahu kapan karier seoarng pebalap akan berakhir. Saat saya berusia 19 tahun saya hampir meninggalkan balapan karena kejadian yang membuat pengelihatan saya rusak (berhenti sesaat lalu menghapus air mata).

Sepekan terakhir adalah periode yang berat dan saya ingin berterimakasih pada semua orang yang terus mendukung saya dan keluarga saya. Satu-satunya hal yang ingin saya lakukan adalah melanjutkan menikmati mengendarai motor.

Yamaha Yakin Lorenzo Akan Belajar dari Kesalahan Musim Ini

Yamaha Yakin Lorenzo Akan Belajar dari Kesalahan Musim Ini
Musim balap 2014 tak berjalan mulus untuk Jorge Lorenzo. Namun Yamaha yakin pebalapnya itu tak akan mengulang kesalahan yang sama di musim depan.

Lorenzo sempat mengalami kesulitan di paruh pertama musim. Rider asal Spanyol itu gagal finis di seri pertama di Qatar, kemudian melakukan jump start di Austin. Di sembilan seri pertama, Lorenzo cuma naik podium tiga kali dan belum pernah juara.

Lorenzo baru bangkit di paruh kedua musim. Kecuali di seri terakhir, pebalap 27 tahun itu selalu naik podium serta jadi juara di Aragon dan Motegi. Lorenzo pun akhirnya menutup musim dengan finis di urutan ketiga klasemen pebalap di bawah Marc Marquez dan Valentino Rossi.

Selain kesalahan-kesalahan yang dibuat sendiri, faktor lain yang dinilai menghambat performa Lorenzo adalah operasi yang dia jalani sebelum musim 2014 bergulir. Operasi tersebut dinilai berpengaruh pada kondisi fisik Lorenzo.

Menatap musim depan, Yamaha optimistis Lorenzo tak akan mengulang kesalahan yang sama seperti di musim ini.

"Jorge tidak sekuat seperti seharusnya, dan dia melakukan dua kesalahan di balapan awal yang membuatnya banyak tertinggal dan dia harus mengejar itu," sahut Managing Director Yamaha Lin Jarvis seperti dikutip Autosport.

"Performa Jorge di akhir musim lalu fenomenal setelah tulang selangkanya patah. Kemudian dia menjalani operasi, dia mengalami beberapa perubahan dalam organisasi dan perencanaannya. Dan saya pikir dia tidak akan melakukan hal yang sama tahun depan."

"Saya pikir ada kombinasi dari kebutuhan untuk berkembang dan dipilah, dan Marc (Marquez) tampil sensasional sejak awal," katanya menambahkan.

Pertimbangan Pajak Akan Bikin Marc Marquez Pindah dari Spanyol ke Andora?

Pertimbangan Pajak Akan Bikin Marc Marquez Pindah dari Spanyol ke Andora?
 
Madrid - Belakangan santer berhembus kabar kalau Marc Marquez akan meninggalkan tanah kelahirannya, Spanyol, untuk bermukim di Andora. Pertimbangan pajak disebut-sebut jadi alasannya.

Andora, yang terletak di antara Spanyol dan Prancis, disebut Crash cuma terletak sekitar 120 km dari kampung kelahiran Marquez di Cervera. Dengan hitung-hitungan pajak yang jauh lebih ringan daripada Spanyol, rumor kepindahan juara dunia MotoGP dua musim terakhir itu pun dianggap cukup masuk akal.

Jika bertahan di Spanyol, Marquez disebutkan Crash mesti membayar pajak sampai 49%. Nilai itu jauh lebih besar daripada pajak di Andora yang, dengan estimasi penghasilan Marquez, sebesar 30 ribu euro. Memang ada tambahan "entry fee" sebesar 400 ribu euro yang harus dibayar sekali saja tetapi nilai itu akan berkurang delapan kali lipat--menjadi 50 ribu euro--jika seseorang dianggap sebagai aset dalam hal budaya, olahraga, atau ilmiah, dengan Marquez tentunya memenuhi kriteria tersebut.

Untuk bisa menjadi penduduk Andora ada satu syarat yang terlebih dulu mesti dipenuhi. Auto Evolution menyatakan bahwa seseorang mesti terlebih dulu tinggal 183 hari dalam satu tahun di Andora agar bisa menjadi orang lokal.

Hal ini sendiri, seorang atlet memutuskan pindah bermukim di negara lain dengan pertimbangan pajak, sejatinya merupakan hal yang cukup lazim. Di MotoGP, sebut saja, ada Dani Pedrosa dan Jorge Lorenzo yang disebut sudah memilih berdiam di Swiss. Pebalap F1 Lewis Hamilton pun saat ini bermukim di Monaco. Andora sendiri saat ini juga dihuni oleh Pol dan Aleix Espargaro. Pun demikian, para pendukung Marquez di Spanyol juga diprediksi bakal merespons rumor boyongannya ke Andora itu dengan kurang positif.

Pol Masih Berbagi Trik dengan Aleix Espargaro, tapi Tak Mau Setim

Pol Masih Berbagi Trik dengan Aleix Espargaro, tapi Tak Mau Setim
 
Pol Espargaro mengaku dirinya sesekali masih berbagi trik balapan dengan sang kakak, Aleix Espargaro. Tapi, dia tak akan mau berada di tim yang sama dengan Aleix. Kenapa?

Pol dan Aleix kini sama-sama berkompetisi di MotoGP. Pol baru naik ke kelas MotoGP pada musim 2014, sedangkan Aleix sudah mencicipinya sejak 2009.

Pada musim 2014, Pol yang memperkuat Yamaha Tech 3 menempati posisi keenam di klasemen akhir. Adapun Aleix yang membalap di bawah bendera tim NGM Forward Racing berada di posisi ketujuh.

Dalam wawancara di Hotel Pullman, Jl. M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (6/12/2014) lalu, Pol menceritakan bagaimana hubungannya dengan sang kakak.

"Ya, dia adalah kakak saya. Kami berada dalam usia yang kurang lebih sama. Dia lebih tua dua tahun daripada saya," ucap Pol.

"Kami merasa sangat senang ketika kami bersama. Kami berlatih bersama, kami juga bersama-sama di atas trek. Kami butuh relasi di atas trek ini untuk saling membantu satu sama lain. Bagi kami, relasi ini sangat penting, khususnya di MotoGP, karena ini adalah dunia yang berat. Kami banyak saling membantu," tambah rider 23 tahun ini.

Meski sudah sama-sama jadi pebalap profesional, Pol dan Aleix sesekali masih saling membantu ketika salah satu mengalami kesulitan, terutama soal balapan.

"Dalam beberapa hal. Tidak semuanya karena ini adalah kompetisi. Kadang-kadang kalau saya punya masalah saya bilang ke dia dan dia menjelaskan kepada saya bagaimana cara mengatasinya. Ketika dia mengalami masalah saya bilang ke dia bagaimana untuk mengatasinya. Bagi kami, itu sangat membantu," tuturnya.

"Kakak saya selalu berusaha membantu saya dan bagi saya itu sangat berguna," kata Pol.

Saat ditanya apakah dirinya punya keinginan untuk berada di tim yang sama dengan Aleix, Pol langsung memberikan jawaban tegas.

"Tidak, tidak," jawabnya sambil tertawa.

"Dia adalah kakak saya. Sekarang relasi kami sangat bersahabat," kata Pol.

"Saya pikir di dalam tim Anda harus benar-benar profesional, bukan bersahabat. Dan bagi kami akan sulit untuk berada di tim yang sama," ujarnya.

Optimistis Tatap Musim Depan, Lorenzo Ingin Juara Lagi

Optimistis Tatap Musim Depan, Lorenzo Ingin Juara Lagi

Jorge Lorenzo menatap kompetisi MotoGP musim depan dengan perasaan optimistis. Pebalap Yamaha itu ingin kembali menjadi juara setelah dua musim berturut-turut gagal.

Lorenzo meraih hasil yang kurang menggembirakan pada musim ini. Dia cuma menempati posisi ketiga di klasemen akhir, di bawah Marc Marquez dan Valentino Rossi.

Lorenzo sempat mengalami kesulitan pada paruh pertama musim. Pebalap asal Spanyol itu gagal finis di seri pertama di Qatar, kemudian melakukan jump start di Austin. Dalam sembilan seri pertama, dia cuma naik podium tiga kali.

Akan tetapi, performa Lorenzo meningkat pada paruh kedua. Kecuali di seri terakhir, dia selalu naik podium dan meraih kemenangan di Aragon dan Motegi.

"Ini bukan musim terbaik yang pernah saya bukukan, tapi juga bukan yang terburuk," komentarnya
"Masalah terbesar saya adalah kondisi fisik saya di awal musim yang tidak sempurna, juga perubahan ban. Lalu saya membuat beberapa kesalahan," imbuhnya.

"Kami menuntaskan 11 balapan terakhir, 10 di antaranya di podium. Tapi, tidak di balapan terakhir karena saya tidak finis. Saya membuat kesalahan strategi," tutur Lorenzo, yang berkunjung ke Indonesia untuk ikut meramaikan gelaran Yamaha ASEAN Cup Race di Sirkuit Sentul, Minggu (7/12/2014). .

Saat ditanya soal kompetisi musim depan, Lorenzo mengaku mengincar gelar juara, yang pernah dia raih pada musim 2010 dan 2012.

"Ya, selalu optimistis. Mencoba memenangi kejuaraan," ujarnya.

"Saat ini saya dalam kondisi fisik yang bagus. Saya harus mempertahankannya sebelum kompetisi dimulai. Lalu, terkait motor, Yamaha perlu bekerja di beberapa area dan setelahnya kami akan berjuang bersama-sama," lanjut Lorenzo.

Pada musim 2014, MotoGP dikuasai boleh pebalap-pebalap Honda dan Yamaha: Marquez, Dani Pedrosa, Lorenzo, dan Rossi. Menurut Lorenzo, dirinya dan tiga pebalap tersebut masih akan jadi favorit pada musim depan.

"Saya tak tahu. Di olahraga ini, sulit mengetahui apa yang akan terjadi. Tapi, secara teori, ya, kami adalah empat favorit. Marquez, Rossi, diri saya sendiri, dan Pedrosa. Kami memang favorit kalau dibandingkan pebalap-pebalap lain," ujarnya.

"Tapi, mereka (pebalap-pebalap lain) juga bisa membaik dan berusaha untuk mengimbangi kami," kata Lorenzo.

Espargaro Nikmati Kunjungannya ke Indonesia

Halo, apa kabar? kalimat itu sontak keluar dari mulut Pol Espargaro kepada awak media yang diberi kesempatan untuk mengunjungi paddock pebalap negara peserta.

Espargaro yang mengenakan kaos berkerah warna hitam berikut topinya hadir di paddock Yamaha Monster Tech 3 untuk menyapa para awak media dengan lambaian tangan dan langsung melemparkan senyumannya. Sejurus kemudian fotografer langsung mengabadikan fotonya.

Espargaro bersama pebalap Yamaha lainnya, Jorge Lorenzo, khusus datang ke Indonesia sebagai bintang tamu pada acara perhelatan akbar Yamaha ASEAN Cup Race (YACR) ke-11 di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, yang digelar Minggu (7/12/2014) besok.

Tiba Jumat (5/12/2014) kemarin, dua pebalap asal Spanyol itu dijadwalkan akan melakoni sejumlah aktivitas, termasuk ikut balapan Yamaha ASEAN Cup Race.

Tapi, Espargaro tidak bisa ikut balapan karena masih mengalami cedera kaki. "Saya tidak bisa ikut balapan besok karena kaki saya masih cedera," kata Pol seraya menunjuk kakinya.

Kendati begitu, ia mengaku senang berada di Indonesia dan berharap semua bisa ikut menikmatinya. "Kabar saya baik, tapi di sini cukup panas. Sarapan tadi pagi juga enak. Saya menikmati sekali kunjungan saya ke sini," sahut Espargaro.

Hal itu juga dibuktikan dia ketika ada salah satu wartawan yang menggodanya dengan sebuah pertanyaan. "Apakah kamu sudah bertemu satu wanita Indonesia yang kamu sukai?" sejurus kemudian dia menjawab: "Saya bebas dan masih single."

"Saya ke sini untuk melihat perlombaan. Mungkin nanti saya akan berlibur ke Bali dan bertemu wanita di sana," katanya seraya tertawa.

Selain bertemu Espargaro, awak media juga diberi kesempatan untuk mengunjungi paddock dari negara-negara peserta. Antara lain paddock tim India, Thailand, Filipina, Malaysia, Jepang, dan Indonesia sendiri. Beberapa negara masih melakoni free practice, sebelum akhirnya nanti akan melakoni kualifikasi.

Yamaha ASEAN Cup Race edisi ke-11 akan digelar akhir pekan ini. Total ada 60 rider dari enam negara ikut berkompetisi.

Dari 60 pebalap, Yamaha Indonesia akan menurunkan 15 pebalap Sementara, 45 rider lainnya berasal dari Malaysia (12 pebalap), Thailand (11 pebalap), Filipina (9 pebalap), Jepang (9 pebalap), dan India (4 pebalap).

Honda RC213V Diminta Lebih Bersahabat Musim Depan

Honda RC213V Diminta Lebih Bersahabat Musim Depan
 
Kebangkitan Yamaha di penghujung musim 2014 membuat kubu Honda waswas. Di musim depan Honda berharap motor RC213V milik Marc Marquez dan Dani Pedrosa lebih bersahabat untuk ditunggangi.

Meski Marquez sangat dominan di separuh pertama musim 2014, Yamaha berhasil bangkit di paruh kedua. Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo berhasil mengumpulkan poin lebih banyak sejak race di Indianapolis pada bulan Agustus sampai seri penutup di Valencia.

Dalam kurun sembilan balapan terakhir itu Marquez cuma dapat 137 poin, bandingkan dengan 10 race pertama di mana dia meraup 250 angka. Sementara Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi masing-masing dapat 166 dan 154 poin di sembilan race pamungkas.

Pada periode yang sama, Marquez mengalami beberapa kecelakaan yakni di Misano, Aragon and Phillip Island. Kejadian-kejadian tersebut dianggap sebagai indikasi kalau RC213V masih kurang bersahabat.

"Semua orang bertanya soal menambah kecepatan saat melewati tikungan, tapi kami belum mencapai terobosan yang kami butuhkan. Di paruh kedua musim Yamaha mengalami kemajuan baik dari pebalap maupun mesin. Motor kami tahun ini lebih sulit dikendarai dibanding di 2013. Kami ingin membuatnya lebih mudah (dikendarai), seperti Yamaha," ungkap Wakil Presiden HRC, Shuhei Nakamoto.

Betapa sulitnya RC213V dikendalikan musim ini juga bisa dilihat dari performa pebalap tim satelit yakni Alvaro Bautista dan Stefan Bradl.

"Mesin musim ini tidak mudah dikendarai. Sangat berbeda dibanding musim lalu. Siapapun bisa mengendarai (Honda). Mungkin jika saya mengendarainya hari ini catatan waktunya akan di atas dua menit. (Tapi) untuk mencapai 1/10 atau 2/10 detik lebih cepat itu sangat sulit. 1/10 detik perbedaan tetaplah perbedaan," tegasnya seperti dikutip dari Crash.

Masalah Honda bisa bertambah di awal musim 2015 mengingat Marc Marquez dan Dani Pedrosa sama-sama belum puas dengan motor 2015 yang sudah mereka ujicoba beberapa pekan lalu. Keduanya sepakan menyebut karakter mesin serta sasis masih butuh perbaikan.

Alex Marquez dan Marc Marquez diminta tidak ubah gaya walaupun tidak juara

Alex Marquez dan Marc Marquez diminta tidak ubah gaya walaupun tidak juara
 
Madrid - Duo Marquez, Marc dan Alex, mendapat ucapan selamat dari Repsol atas keberhasilan menjadi juara dunia. Kakak beradik itu dipesankan untuk tidak mengubah gaya membalapnya musim depan.

Marc dan Alex mengunjungi markas Repsol yang terletak di Madrid untuk bertemu dengan presiden perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas itu, Antonio Brufau.

Dikutip dari Crash, Brufau secara khusus mengucap selamat pada Marc dan Alex atas keberhasilan mereka menjadi juara dunia di kelas MotoGP dan Moto3 pada musim 2014. Dia juga memberi pesan khusus pada keduanya terkait kompetisi musim depan dan upaya mempertahankan gelar juara.

"Tidak masalah jika tahun depan Anda tidak memenangi gelar juara lagi, tapi kami secara khusus ingin kalian tidak mengubah siapa diri kalian sekarang," kata Brufau pada Marc dan Alex.

Repsol adalah sponsor utama tim Honda, yang diperkuat Marquez dalam dua musim terakhir. Repsol juga menjadi salah satu sponsor Estrella Galicia Honda, tim yang dibela Alex Marquez.

Marco Melandri mengakui kesulitan kembali ke motogp

Marco Melandri mengakui kesulitan kembali ke motogp

 
Kembali ke MotoGP setelah empat tahun absen menimbulkan masalah buat Marco Melandri. Dia mengaku kesulitan saat melakukan ujicoba bersama Aprilia.

Melandri kembali ke MotoGP setelah dalam empat tahun terakhir dia berlaga di balapan Superbike. Sebelumnya dalam kurun 2003 sampai 2010 dia menjadi pebalap MotoGP, dan bahkan mengawali karier di kelas 125 cc dan 250 cc.

Meski musim 2014 meraih sukses setelah menjadi pebalap dengan jumlah kemenangan terbanyak di Superbike, kembali ke MotoGP menghadirkan masalah buat pria asal Italia itu.

"Saya hanya melakukan 10 lap dengan mesin baru. Lalu kami mengalami masalah. Kami kembali ke lintasan dengan mesin standar dan saya mengalami banyak kesulitan," ungkap Melandri.

 Saya tidak yakin dengan motornya, sebagaimana saya yakin dengan motor di Superbike. Kami harus mencari tahu kenapa. Sisi sasisnya berbeda dengan Superbike. Bahkan velg bannya, banyak hal yang berbeda. Ada sesuatu yang membuat saya tidak percaya diri," sambungnya di MCN.

Selama delapan tahun berkarier di MotoGP, raihan terbaik Melandri adalah finis sebagai runner up di musim 2005. Tapi setelah itu prestasinya menurun, saat memutuskan menyeberang ke Superbike dia menyudahi musim 2010 dengan duduk di posisi 10.

Jorge Lorenzo : Marc Marquez bisa dikalahkan!

Jorge Lorenzo : Marc Marquez bisa dikalahkan!
 
Dua musim terjun di kelas MotoGP, dua kali juga Marc Marquez merebut gelar juara dunia. Meski Marquez sangat dominan, Jorge Lorenzo memastikan kalau sang rival bisa dikalahkan.

Dalam wawancara yang dilakukan dengan Majalah Elite Sport, Lorenzo tak menyangkal kalau performa Yamaha dan dirinya di msuim 2014 jauh dari maksimal. Karenanya dia menjanjikan peningkatan penampilan di musim mendatang.

Alih-alih membalas kekalahan atas Marquez di tahun sebelumnya, Lorenzo malah menjalani musim terburuk sepanjang kiprahnya di MotoGP. Dia cuma bisa duduk di posisi tiga dengan poin dikumpulkan berjumlah 263, terpaut 99 poin dari Marquez yang jadi juara dunia dan tertinggal 33 poin di belakang Valentino Rossi.

"Saya tidak punya kepercayaan diri dan tak punya grip, saya kesulitan menempatkan segalanya secara benar. Bagaimanapun, di paruh terakhir 2014 Yamaha meraih empat kemenangan dan ini menjadi dasar yang bagus untuk musim depan," ucap Lorenzo.

Statistik oke Lorenzo dan Yamaha di seri-seri pamungkas memunculkan keyakinan Lorenzo kalau dia akan bisa kompetitif lagi musim depan.

"Tidak ada yang tidak terkalahkan di dalam hidup ini, Anda hanya harus bekerja lebih keras dan berupaya mengalahkan Marc Marquez. Ini bukan olahraga yang sederhana, tergantung pada banyak faktor. Kombinasi Marc dan Honda bekerja sangat baik di tahun ini, tapi musim depan kondisinya bisa berubah," tegasnya.

Bradl: Target LCR Honda Tak Masuk Akal

Bradl: Target LCR Honda Tak Masuk Akal


Bradl: Target LCR Honda Tak Masuk Akal 
Juara dunia Moto2 2011, Stefan Bradl yakin target tim lamanya, LCR Honda untuk menembus peringkat empat besar dan mengalahkan Dani Pedrosa tahun ini sedikit tak masuk akal, demikian yang ia nyatakan dalam wawancara bersama SpeedWeek.

Sejak turun di MotoGP pada tahun 2012, Bradl hanya mampu menduduki posisi kedelapan, ketujuh dan kesembilan bersama LCR Honda. Tahun depan, ia pun hijrah ke NGM Forward Racing, mengendarai motor Open Forward Yamaha.

"Dani sudah berada di MotoGP sejak tahun 2006, jadi tak mudah mengalahkannya meski saya sangat ingin. Di tahun ketiga di MotoGP, seharusnya saya lebih dekat dengannya, tapi yang lain juga sangat kuat," ujar Bradl.

Pebalap Jerman inipun mengaku merasa tertekan sejak awal musim. "Sejak Qatar segalanya sudah sulit. Saya terjatuh saat memimpin balapan. Makin lama saya makin menyadari bahwa target kami sedikit tak masuk akal. Kami tak pernah berhasil mengalahkan Dani," tutupnya.

'Indonesia Perlakukan Rider MotoGP Layaknya Rock Star'

'Indonesia Perlakukan Rider MotoGP Layaknya Rock Star'

'Indonesia Perlakukan Rider MotoGP Layaknya Rock Star' 
Pimpinan Repsol Honda, Livio Suppo dan Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis sangat menyayangkan balapan MotoGP tidak segera digelar di Indonesia, mengingat tak sedikit jumlah penggemar mereka di Tanah Air.

Suppo bersama Marc Marquez dan Dani Pedrosa mengunjungi Jakarta sebelum MotoGP Malaysia beberapa waktu lalu. Sementara Yamaha rutin berkunjung setiap tahun bersama Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi. Bahkan bulan depan, Lorenzo kembali datang bersama Pol Espargaro.

"Kami pergi ke Indonesia bersama Marc dan Dani. Rasanya sulit dipercaya mereka punya gairah sangat besar untuk MotoGP. Mereka memperlakukan pebalap kami seperti rock star. Sayang, kami tidak balapan di sana," ujar Suppo.

Jarvis yang selalu hadir mendampingi para pebalapnya pun mengaku kagum pada antusias penggemar di Indonesia. "Seperti yang Livio katakan, Indonesia sangat menakjubkan. Popularitas MotoGP di sana sangat mengagumkan, mengingat kami bahkan tidak balapan di sana," tutup Jarvis.

Rossi: Bela Yamaha Adalah Masa-Masa Terindah

Rossi: Bela Yamaha Adalah Masa-Masa Terindah

Rossi: Bela Yamaha Adalah Masa-Masa Terindah 
Pebalap Movistar Yamaha MotoGP, Valentino Rossi mengaku masa-masa terindah dalam karirnya adalah ketika memenangkan begitu banyak balapan dan gelar dunia bersama Tim Garpu Tala.

Selama berkarir di Grand Prix, Rossi pernah membela Aprilia, Honda, Ducati dan Yamaha. The Doctor pun mengaku sangat menikmati dominasinya pada saat merebut gelar dunia bersama Yamaha.

"Jauh di lubuk hati, saya merasa 100 persen pebalap Yamaha. Saya punya karir panjang dan telah mengendarai berbagai motor, namun highlight karir saya jelas bersama Yamaha," ujarnya melalui rilis tim.

Sembilan kali juara dunia inipun mengaku sangat senang bisa memperpanjang kontrak dengan Yamaha hingga akhir 2016 mendatang. "Saya menyukai Yamaha dan saya senang bisa memperpanjang kontrak dengan mereka," tutupnya.

Rossi Ingin Merepotkan Marc Marquez

Rossi Ingin Merepotkan Marc Marquez

Rossi Ingin Bikin 'Hidup' Marquez Susah 
Setelah kalah telah dari Marc Marquez musim ini, pebalap Movistar Yamaha MotoGP, Valentino Rossi ingin membuat hidup pebalap Repsol Honda tersebut kian sulit di MotoGP 2015, demikian yang ia nyatakan melalui rilis tim.

Musim ini, Rossi mengoleksi 13 podium, termasuk dua kemenangan. Ia pun sukses menduduki peringkat runner up. Meski begitu, ia yakin bahwa 13 kemenangan Marquez menunjukkan bahwa dirinya harus tampil lebih baik lagi.

"Saya masih yakin bisa meraih gelar ke-10 apalagi tahun ini kami terbukti kuat. Meski begitu, saya masih kalah banyak dari Marc. Jadi kami harus bekerja lebih keras," ujar The Doctor.

Sang sembilan kali juara dunia inipun menegaskan bahwa seluruh anggota tim Yamaha harus merapatkan barisan demi menghalangi laju Marquez. "Musim ini terlalu mudah bagi Marc. Jika kami ingin membuat hidupnya sulit, kami harus lebih dekat lagi," ujarnya.

Valentino Rossi Ingin 'Lupakan' Koleksi Gelarnya

Valentino Rossi Ingin 'Lupakan' Koleksi Gelarnya

Valentino Rossi Ingin 'Lupakan' Koleksi Gelarnya 
Pebalap Movistar Yamaha MotoGP, Valentino Rossi mengaku tak mau mengingat-ingat sembilan gelar dunia yang pernah ia raih demi meraih hasil yang lebih memuaskan tahun depan.

"Saya masih ingin tampil kompetitif di MotoGP. Untuk melakukannya, saya harus melupakan semua kemenangan yang pernah saya dapatkan. Saya juga harus bekerja lebih keras," ujarnya melalui rilis tim.

Musim ini, Rossi mengoleksi 13 podium, termasuk dua kemenangan. Ia bahkan berada di peringkat runner up, mengalahkan sang tandem, Jorge Lorenzo. The Doctor pun berjanji akan berlatih lebih keras meski usianya telah mencapai 35 tahun.

"Jika saya menyombongkan gelar dunia dan kemenangan, lebih baik saya tinggal di rumah saja! Olahraga ini terus mengalami perubahan. Anda harus berlatih untuk lebih kuat. Bila tidak, Anda pasti 'habis'!" tutupnya.

Lorenzo: Tak Perlu Bicarakan Statistik Rossi

Lorenzo: Tak Perlu Bicarakan Statistik Rossi

Lorenzo: Tak Perlu Bicarakan Statistik Rossi 
Pebalap Movistar Yamaha MotoGP, Jorge Lorenzo yakin sang tandem, Valentino Rossi merupakan panutan yang tepat dan baik untuk para pebalap muda yang akan turun di kelas tertinggi suatu saat nanti.

Lorenzo mengaku takjub oleh performa Rossi musim ini, yang mengoleksi 13 podium, termasuk dua kemenangan. The Doctor bahkan mengalahkan Lorenzo dalam perebutan peringkat runner up.

"Vale berhak mendapatkan peringkat runner up. Ia konsisten tampil kompetitif. Tak perlu membicarakan statistiknya, karena kita semua tahu angka-angkanya mengesankan! Melihatnya kembali menang sangat menakjubkan," ujar Lorenzo melalui rilis resmi tim.

Juara dunia 2010 dan 2012 inipun kian termotivasi menghadapi musim depan. "Vale adalah contoh yang baik untuk para pebalap muda, yakni untuk meningkatkan performa, tak menyerah dan beradaptasi dengan generasi baru. Ia berulang kali mengalahkan saya musim ini. Ini motivasi besar!" tutupnya.

Rossi Akui Kerjasama dengan Lorenzo Berjalan Sukses

Rossi Akui Kerjasama dengan Lorenzo Berjalan Sukses

Rossi Akui Kerjasama dengan Lorenzo Berjalan Sukses 
Pebalap Movistar Yamaha MotoGP, Valentino Rossi memuji kinerja seluruh anggota timnya, termasuk dari pihak Jorge Lorenzo, setelah sukses membuat performa motor YZR-M1 meningkat tajam pada paruh kedua musim 2014.

Setelah pebalap Repsol Honda, Marc Marquez mendominasi di paruh pertama, Rossi dan Lorenzo pun sukses membuat Yamaha menapaki podium tertinggi di San Marino, Aragon, Jepang dan Australia.

Menurut Rossi hal ini tak terlepas dari kerja keras kepala mekaniknya, Silvano Galbusera dan kepala mekanik Lorenzo, Ramon Forcada. "Peningkatan motor kami terjadi berkat kedua belah pihak. Silvano, Ramon dan para teknisi bekerja dengan sangat baik," ujar Rossi melalui rilis resmi tim.

Rossi pun kian bersemangat menghadapi musim depan. "Seharusnya kami bisa melakukan ini lebih awal karena, ketertinggalan kami dari Marc sudah terjadi sejak musim ini dimulai. Meski begitu, kini yang terpenting adalah motor kami sudah jauh lebih baik," tutupnya.

'Diremehkan', Valentino Rossi Malah Berterima Kasih

'Diremehkan', Valentino Rossi Malah Berterima Kasih

'Diremehkan', Valentino Rossi Malah Berterima Kasih 
Pebalap Movistar Yamaha MotoGP, Valentino Rossi mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang pernah menganggapnya tak bisa menang dengan mengendarai motor selain Honda, yakni pada tahun 2000-2003.

Bersama Honda, Rossi memenangkan gelar dunia GP500 2001 serta gelar MotoGP 2002 dan 2003. Ia sempat diprediksi tak bisa menang di atas motor lain. Setelah hijrah ke Yamaha, Rossi malah memenangkan empat gelar dunia.

"Motor dan pebalap merupakan sebuah kesatuan. Saat itu saya mengendarai Honda, motor tercepat di MotoGP. Tapi bagi orang-orang, pebalapnya tak berpengaruh. Mereka pikir saya menang hanya karena saya mengendarai Honda," ujarnya melalui rilis tim.

Meski begitu, kini Rossi malah berterima kasih kepada para pihak yang pernah meremehkan dirinya. "Saya berterima kasih kepada mereka, karena mereka membuat saya pindah ke Yamaha. Rasa menyenangkan bisa membuktikan bahwa saya bisa menang dengan motor lain!" tutupnya.

Rossi: 2014 Adalah Kunci Perpanjangan Kontrak

Rossi: 2014 Adalah Kunci Perpanjangan Kontrak

Rossi: 2014 Adalah Kunci Perpanjangan Kontrak 
Pebalap Movistar Yamaha MotoGP, Valentino Rossi mengaku bahwa performa kuatnya sepanjang musim 2014 merupakan kunci dirinya memutuskan untuk melanjutkan kerjasama dengan Tim Garpu Tala hingga akhir 2016 mendatang.

"Saya sangat puas atas performa saya musim ini, segalanya positif. Bagi saya, musim ini adalah kunci untuk menentukan masa depan. Tahun lalu saya tak terlalu baik, jadi harus memutuskan untuk lanjut atau pensiun," ujar Rossi melalui rilis resmi timnya.

Sang sembilan kali juara dunia inipun mengaku kian termotivasi setelah sukses bersaing sengit dengan Marc Marquez, Jorge Lorenzo dan Dani Pedrosa. Apalagi dirinya mengakhiri musim ini sebagai runner up.

"Bertarung di posisi tiga besar adalah target saya, dan musim ini hal itu terwujud. Saya melakukan banyak perubahan awal musim ini, dan segalanya berjalan lancar. Sepanjang musim ini saya tampil baik dan kompetitif," tutup The Doctor.

Ambil Langkah Besar, Target Valentino Rossi Terpenuhi

Ambil Langkah Besar, Target Valentino Rossi Terpenuhi

Ambil Langkah Besar, Target Valentino Rossi Terpenuhi 
Pebalap Movistar Yamaha MotoGP, Valentino Rossi mengaku sangat puas atas jalannya musim ini setelah mengambil keputusan beresiko akhir tahun lalu, yakni mendepak kepala mekanik legendaris, Jeremy Burgess.

"Musim ini sangat memuaskan, karena beberapa tahun belakangan sangat berat. Dua musim di Ducati sangatlah sulit, dan tahun lalu saya tak cukup baik. Saya mengambil keputusan beresiko, namun kini saya mendapat rasa puas yang luar biasa," ujar Rossi melalui rilis resmi tim.

Musim ini, Rossi mengoleksi 13 podium, termasuk dua kemenangan yang masing-masing ia raih di San Marino dan Australia. Ia bahkan mengakhiri musim ini di peringkat kedua pada klasemen pebalap.

"Saya sukses meraih banyak podium dan dua kemenangan. Saya makin termotivasi. Saya sudah lebih kompetitif demi meraih kemenangan nyaris di setiap pekan balap. Target saya sudah terpenuhi," tutupnya.

Espargaro: Hanya Rossi yang Berhasil!

Espargaro: Hanya Rossi yang Berhasil!

Espargaro: Hanya Rossi yang Berhasil! 
Pebalap Monster Yamaha Tech 3, Pol Espargaro meyakini bahwa pebalap Movistar Yamaha MotoGP, Valentino Rossi merupakan satu-satunya pebalap yang mampu menyesuaikan gaya balap dan karakter generasi yang lebih muda.

The Doctor telah turun di kelas tertinggi sejak tahun 2000. Ia telah mengendarai berbagai motor dan melawan rival kuat dari tiga generasi berbeda. Menurut Espargaro, Rossi berhasil beradaptasi dengan baik meski telah berusia 35 tahun.

"Hal tersulit di MotoGP adalah mengubah gaya balap demi karakter motor. Jika melihat balapan 10 tahun lalu, jelas ada perbedaan gaya balap yang besar. Mesin dan sistem elektroniknya juga sangat berbeda," ujar Espargaro yang merupakan juara dunia Moto2 2013.

Espargaro pun ingin mengikuti jejak sang sembilan kali juara dunia. "Mengubah dan beradaptasi dengan gaya balap terkini seharusnya sangat sulit, tapi ada satu orang yang berhasil melakukannya, yakni Vale! Saya ingin sepertinya saat berusia 35 tahun nanti," tutupnya.

Marquez: Rossi Pasti Akan Kejar Saya

Marquez: Rossi Pasti Akan Kejar Saya

Marquez: Rossi Pasti Akan Kejar Saya 
Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez yakin akan mendapatkan perlawanan sengit dari pebalap Movistar Yamaha MotoGP, Valentino Rossi musim depan, mengingat The Doctor sukses merebut peringkat runner up musim ini.

"Tahun depan saya akan berusia 22 tahun, dan motivasi saya akan tetap sama tingginya. Saya yakin Vale akan mengejar saya, tapi ini motivasi besar," ujar Marquez kepada Crash.net.

Tak hanya mengkhawatirkan aksi Rossi, juara dunia MotoGP 2013 dan 2014 inipun yakin Jorge Lorenzo dan Dani Pedrosa akan tampil lebih kompetitif musim depan.

"Jorge pasti akan berlatih dengan keras demi memulihkan kondisi fisiknya. Dani juga mengganti beberapa anggota timnya, pasti ia punya motivasi baru. Ini berarti saatnya bagi saya meningkatkan performa!" tutupnya.

Valentino Rossi Tak Sabar Kembali ke Austria

Valentino Rossi Tak Sabar Kembali ke Austria

Valentino Rossi Tak Sabar Kembali ke Austria 
Pebalap Movistar Yamaha MotoGP, Valentino Rossi mengaku tak sabar kembali balapan di Sirkuit Red Bull Ring, Austrla yang akan kembali masuk dalam kalender balap kelas tertinggi pada tahun 2016 mendatang.

Bos minuman berenergi Red Bull, Dietrich Mateschitz bahkan sudah bertemu dengan CEO Dorna Sports selaku promotor MotoGP, Carmelo Ezpeleta di Valencia, Spanyol pekan lalu untuk mencapai kesepakatan soal MotoGP Austrla 2016.

"Untuk mesin GP125, sirkuit itu mengalir sangat cepat. Bahkan mungkin terlalu cepat. Performa motor MotoGP pasti akan sangat menarik," ujar Rossi yang pernah membalap di Red Bull Ring pada tahun 1996 dan 1997 kepada SpeedWeek.

Rossi pun terkenang podium perdananya, yang ia raih di sana pada tahun 1996. "Saya punya kenangan manis di sana, karena di sana lah saya meraih podium perdana saya. Pada tahun 1997, saya hanya kalah 0.004 detik dari Noboru Ueda. Saya sudah tak sabar kembali ke sana!" tutup The Doctor.

Yamaha Tegaskan Tak Tertarik Rekrut Marquez

Yamaha Tegaskan Tak Tertarik Rekrut Marquez
Yamaha Tegaskan Tak Tertarik Rekrut Marquez 
Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis membantah pihaknya tertarik menggaet juara dunia MotoGP 2013 dan 2014, Marc Marquez untuk menggantikan salah satu pebalapnya suatu saat nanti.

"Mengapa kami harus mengubah komposisi yang ada? Marc memang tampil sangat baik sejak turun di MotoGP, dan kini bahkan lebih baik lagi. Tak masuk akal kami menggaetnya. Biarkan saja seperti ini," ujar Jarvis kepada Marca.

Menurut Jarvis, Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi merupakan 'senjata' yang sudah cukup kuat untuk merebut banyak gelar. Atas dasar ini, pihaknya tak ingin merekrut Marquez.

"Kami puas atas performa para pebalap kami dan kami percaya pada potensi mereka. Honda punya kekuatan sendiri, begitu pula kami. Jorge dan Vale adalah senjata kami," tutupnya

Pedrosa: Level Rossi Baik untuk MotoGP

Pedrosa: Level Rossi Baik untuk MotoGP

Pedrosa: Level Rossi Baik untuk MotoGP
Pebalap Repsol Honda, Dani Pedrosa berpendapat bahwa performa Valentino Rossi yang kian menanjak baik untuk keberlangsungan MotoGP setidaknya hingga akhir 2016 mendatang.

Setelah mengalami musim buruk bersama Ducati pada tahun 2011 dan 2012, Rossi yang kembali membela Yamaha sukses mengoleksi banyak podium dan tiga kemenangan.

"Rossi telah bekerja sangat keras, dan telah meraih hasil balap menakjubkan. Padahal ia sudah berusia 35 tahun! Menyamai prestasinya jelas sulit," ujar Pedrosa kepada Insella.

Pedrosa pun yakin selama Rossi masih tampil kompetitif, ketertarikan penggemar pada MotoGP tak akan berkurang. "Saya bahagia untuknya, begitu juga untuk MotoGP dan para penggemar. Jika Vale dalam kondisi yang baik, maka baik pula untuk kita semua," tutupnya

Rossi Kembali Kompetitif, Lorenzo Kian Termotivasi

Rossi Kembali Kompetitif, Lorenzo Kian Termotivasi

Rossi Kembali Kompetitif, Lorenzo Kian Termotivasi 
Pebalap Movistar Yamaha MotoGP, Jorge Lorenzo mengaku kian termotivasi menghadapi musim depan setelah hanya duduk di peringkat ketiga pada klasemen akhir musim ini, di belakang sang tandem, Valentino Rossi.

Lorenzo mengaku dirinya melakukan banyak kesalahan pada awal musim hingga kehilangan momentum untuk tampil kompetitif. Ia pun mengaku hanya beruntung menduduki peringkat ketiga akibat kecelakaan yang dialami Rossi dan Dani Pedrosa.

"Kami gagal juara karena kami tak kompetitif sejak awal musim. Saya melakukan kesalahan di Qatar dan Austin, serta kondisi fisik saya tak ideal. Saya hanya mengambil untuk dari kecelakaan Vale dan Dani. Saya pun berada di peringkat ketiga," ujarnya kepada Motocuatro.

Melihat Rossi yang kembali kuat, semangat Lorenzo kian menggebu. "Vale punya talenta besar. Ia melawan 3-4 generasi selama berkarir di Grand Prix dan tetap kompetitif. Rekor-rekornya menakjubkan. Setelah musim buruk di Ducati, ia bisa kembali menang. Ini jelas motivasi besar untuk saya menghadapi tahun depan," tutupnya

Lorenzo: Semakin Baik, Rossi Luar Biasa

Lorenzo: Semakin Baik, Rossi Luar Biasa

Lorenzo: Semakin Baik, Rossi Luar Biasa 
Pebalap Movistar Yamaha MotoGP, Jorge Lorenzo melontarkan pujian kepada sang tandem, Valentino Rossi yang sukses meraih peringkat runner up pada klasemen akhir pebalap tahun ini.

"Performa Vale luar biasa. Setelah dua musim buruk di Ducati, ia berhasil kembali tampil kuat. Ia memperbaiki gaya balap, berlatih fisik lebih sering dan bekerja di pit lebih lama," ujar Lorenzo kepada Crash.net.

Musim ini, Rossi meraih 13 podium, termasuk dua kemenangan yang ia raih di San Marino dan Australia. Hal ini jelas berbanding terbalik dengan tahun lalu, di mana ia hanya meraih lima podium, termasuk satu kemenangan di Belanda.

"Ketika tandem Anda lebih kuat, maka Anda pasti ragu bisa tampil kompetitif. Vale malah sebaliknya. Ia tampil makin baik dan saya makin sulit mengalahkannya. Saya akan senang bila kekuatannya menurun!" gurau Lorenzo

MotoGP 2014 Usai, Rossi Sudah Ngebet Balapan Lagi

MotoGP 2014 Usai, Rossi Sudah Ngebet Balapan Lagi

MotoGP 2014 Usai, Rossi Sudah Ngebet Balapan Lagi 
Pebalap Movistar Yamaha MotoGP, Valentino Rossi mengaku ingin cepat-cepat kembali membalap meski uji coba pascamusim di Valencia, Spanyol 10-12 November baru saja berakhir.

Rossi menduduki posisi tercepat keempat pada hari pertama dan kedua, dan mencatatkan waktu tercepat kelima di hari terakhir. Meski begitu, The Doctor mengaku puas atas performa motor YZR-M1 terbaru miliknya.

"Kami punya beberapa hal berbeda yang kami ingin coba, dan saya merasa nyaman dengan motor baru. Ada beberapa perangkat baru, yakni swingarm dan sasis. Ada juga beberapa hal yang kami gunakan demi menyesuaikan aturan berat motor," ujarnya melalui situs resmi tim.

Sang sembilan kali juara dunia inipun yakin bulan depan dirinya sudah rindu turun lintasan. "Saya puas atas uji coba ini, hasilnya positif. Kini waktunya istirahat dan berlibur karena musim ini terasa sangat panjang. Di sisi lain, saya yakin 2-3 pekan lagi kami semua sudah rindu balapan!" tutupnya.

Lorenzo: Marquez Berbakat, Berani, dan Banyak Ambil Risiko

Lorenzo: Marquez Berbakat, Berani, dan Banyak Ambil Risiko
 
Mallorca - Jorge Lorenzo menyebut ada tiga hal yang membuat Marc Marquez begitu perkasa di MotoGP dalam dua musim tersebut. Menurut Lorenzo, Marquez punya bakat, keberanian, dan sering mengambil risiko.

Marquez langsung jadi sensasi baru MotoGP pada musim debutnya. Saat baru naik kelas pada tahun lalu, rider Repsol Honda itu langsung jadi juara. Saat itu, dia unggul tipis atas Lorenzo yang harus puas jadi runner-up.

Marquez makin tak tertandingi pada musim keduanya di MotoGP. Dia jadi kampiun lagi setelah meraih 13 kemenangan dalam 18 seri. Jumlah kemenangan tersebut membuatnya memecahkan rekor Mick Doohan yang sudah bertahan selama 17 tahun.

"Saya pikir dia adalah seorang pebalap yang banyak mengambil risiko," ucap Lorenzo seperti dikutip Crash.

"Dan ketika Anda banyak mengambil risiko, maka akan lebih besar pula kemungkinan Anda membuat kesalahan, atau crash, atau cedera," tambahnya.

"Jadi itulah kenapa dia sangat cepat -- dia sangat berbakat, dia sangat berani, tapi dia juga mengambil banyak risiko. Mungkin tahun ini lebih sedikit daripada tahun pertama. Tahun lalu ada banyak crash, tahun ini lebih sedikit," kata pebalap Yamaha ini.

Marquez tercatat mengalami crash sebanyak 11 kali sepanjang musim 2014. Sebagai perbandingan, Lorenzo jatuh dua kali, Valentino Rossi lima kali, dan Dani Pedrosa enam kali.

Honda dan Yamaha Kompak Puji Antusiasme Publik Indonesia terhadap MotoGP

Honda dan Yamaha Kompak Puji Antusiasme Publik Indonesia terhadap MotoGP

 
Roma - Dikenal sebagai rival, Honda dan Yamaha tetap punya opini serupa ketika membicarakan antusiasme publik Indonesia terhadap gelaran MotoGP. Mereka kompak memberi apresiasi positif dan juga menyayangkan fakta bahwa Indonesia tak menggelar MotoGP.

Dengan Indonesia menyandang status sebagai salah satu pasar besar untuk sepeda motor, Yamaha dan Honda sudah beberapa kali mengirimkan bintang-bintang MotoGP-nya untuk sejumlah aktivitas. Dalam kesempatan tersebut, publik Indonesia rupanya sudah memberikan kesan khusus.

"Kami sudah pernah datang ke Indonesia dengan kedua rider kami dan luar biasa sekali antusiasme mereka terhadap MotoGP," sebut Manajer Tim Repsol Honda Livio Suppo di Crash. "Mereka memperlakukan para pebalap seperti bintang musik rock. Sayang sekali kita tidak memiliki balapan MotoGP di sana."

Yamaha, yang juga bersaing sengit dengan Honda dalam hal penjualan di Indonesia, pun sudah mendatangkan pebalap-pebalapnya dalam beberapa kesempatan. Kesan serupa juga mereka dapatkan dari publik Indonesia.

"Seperti yang dikatakan Livio, Indonesia luar biasa," sambung Managing Director Yamaha Lin Jarvis. "Buat saya, popularitas MotoGP di Indonesia luar biasa sekali mengingat kami bahkan tidak membalap di sana."

Kendatipun punya basis penggemar besar, Indonesia sudah tak pernah lagi menghajat balapan kejuaraan dunia grand prix balap motor sejak balapan 500cc di Sentul pada tahun 1997 silam. Sejumlah usaha untuk kembali menggelar balapan dalam ajang kejuaraan dunia balap motor sudah beberapa kali dilakukan, termasuk seri World Superbike tahun 2013 lalu, meskipun semuanya belum berhasil dilakukan.

Satu-satunya balapan MotoGP di Asia Tenggara yang ada saat ini adalah MotoGP Malaysia di Sepang, yang popularitasnya terus berkembang dengan seri balapan itu tahun ini disebut menyedot 130 ribu penonton--nyaris dua kali lipat seri balapan di Jepang dan Australia.
Sehubungan dengan hal tersebut, kubu Honda dan Yamaha pun menyambut baik jika pada suatu saat nanti gelaran MotoGP akan menambah seri balap di Asia Tenggara, secara khusus Indonesia.

"Kami harus tetap di Eropa karena tentu saja itu amatlah penting, tapi di sisi lain jika di masa depan kami memiliki lebih sedikit balapan di Spanyol dan Italia, misalnya, dan lebih banyak balapan di negara-negara seperti Amerika Selatan, atau Indonesia, atau Thailand, itu tentu saja amat disambut baik," kata Suppo.

"Kami di Yamaha punya pendapat yang sama. Fokus utamanya di MotoGP adalah mempromosikan merek dan dukungan terhadap penjualan dan pemasaran. Pada akhirnya itulah tujuan utamanya. Tentu saja pengembangan teknis juga sangat penting, tapi jika kami tidak menjual motor maka kami takkan ada di sini. Bagian besar dari bisnis secara khusus adalah Asia, dan sejumlah wilayah di Amerika Selatan juga berkembang dengan baik. Chile, misalnya. Saya kecewa kami tidak pergi ke Brasil, tapi semoga kami akan melakukannya. Manajemen kami sudah pergi ke sirkuit di Thailand, yang mana masih gres, dan juga amat sangat terkesan dengan sirkuit itu," beber Jarvis melanjutkan.

Rossi Masih Yakin Raih Gelar Juara Dunia Ke-10

Rossi Masih Yakin Raih Gelar Juara Dunia Ke-10
 
Di tengah persaingan dengan pebalap-pebalap yang jauh lebih muda, Valentino Rossi mengincar gelar juara dunia kesepuluh. Meski tidak akan mudah, Rossi yakin bisa melakukannya.

Dalam kariernya di balap motor grand prix, Rossi telah meraih sembilan gelar juara dunia, yakni kelas 125cc (1997), kelas 250cc (1999), kelas 500cc (2001), dan MotoGP (2002, 2003, 2004, 2005, 2008, 2009).

Rossi, yang kini berusia 35 tahun, masih menyimpan ambisi untuk jadi juara dunia lagi. Dia siap bersaing dengan rival-rival yang lebih segar seperti Marc Marquez (21 tahun), Jorge Lorenzo (27 tahun), dan Dani Pedrosa (29 tahun).

Berbekal hasil positif yang diraihnya pada musim ini -- finis kedua di klasemen akhir pebalap --, The Doctor makin termotivasi untuk mengejar gelar pada musim mendatang.

"Saya masih meyakininya, seperti yang selalu saya katakan," ucap Rossi di situs resmi MotoGP.

"Setelah tahun ini, saya makin yakin karena kami berada di antara pebalap-pebalap terdepan. Kami benar-benar dekat dengan rival-rival kami, tapi ini akan berat," lanjutnya.

"Lorenzo akan makin tangguh tahun depan dan Marquez meraih gelar juara dunia dengan memenangi 13 balapan, sementara saya cuma dua. Ini berarti dia memenangi 11 balapan lebih banyak dibandingkan saya. Perbedaan itu besar. Untuk memangkas jarak ini, kami harus bekerja lebih keras lagi bersama tim, bersama Silvano (Galbusera), dan juga bekerja keras bersama Yamaha," kata Rossi.

"Saya pikir tahun ini, khususnya di awal, motor Honda jauh lebih kompetitif daripada motor kami dan paruh pertama musim terlalu mudah untuk Marc. Kalau kami ingin menyulitkan dia, penting untuk lebih dekat dengannya," tuturnya.

Rossi Ungkap Rahasia Kebangkitannya

Rossi Ungkap Rahasia Kebangkitannya
Valentino Rossi membuktikan dirinya belum habis dengan tampil mengesankan sepanjang musim 2014. The Doctor ternyata punya rahasia di balik kebangkitannya tersebut.

Rossi sempat mengalami masa-masa sulit sejak meninggalkan Yamaha pada penghujung tahun 2010. Dua tahun bersama Ducati tak berjalan sesuai ekspektasinya. Dia tak meraih satu kemenangan pun dan cuma naik podium tiga kali.

Setelah gagal di Ducati, Rossi kembali memperkuat Yamaha mulai musim 2013. Akan tetapi, rider berkebangsaan Italia itu tak serta merta kembali berjaya. Dia enam kali naik podium dan sekali menang, tapi di klasemen pebalap masih berada di bawah Marc Marquez, Jorge Lorenzo, dan Dani Pedrosa.

Rossi menunjukkan kemajuan signifikan pada musim ini, setelah berpisah dengan Jeremy Burgess dan menunjuk Silvano Galbusera sebagai kepala mekanik baru. Dia menang dua kali dan naik podium 13 kali.

Di akhir musim, Rossi finis di posisi kedua klasemen akhir pebalap. Dia cuma kalah dari Marquez, yang memang tampil sangat perkasa sepanjang musim dan meraih 13 kemenangan.

"Dua tahun bersama Ducati sangat sulit. Tahun lalu sudah jauh lebih baik, tapi tak cukup bagi saya untuk memberikan semua yang saya bisa, jadi saya membuat beberapa pilihan yang sulit. Pilihan-pilihan itu berani, bahkan berisiko, tapi sekarang saya sangat puas karena bisa meraih banyak podium dan dua kemenangan," ujar Rossi dalam wawancara yang dilansir situs resmi MotoGP.

"Itu membuat saya makin termotivasi dan saya mendapat banyak kesenangan karena tahu bahwa saya cukup kompetitif untuk memenangi dua balapan dan bersaing dengan Lorenzo atau Marquez untuk mengejar kemenangan di hampir semua seri. Itulah target saya," imbuhnya.

"Saya sangat senang dengan performa saya musim ini. Bagi saya, ini adalah musim kunci untuk menentukan masa depan saya. Musim lalu saya tak terlalu senang dan saya harus memutuskan apakah saya akan lanjut atau tidak. Target saya adalah bersaing dengan tiga pebalap terdepan dan mengejar podium di setiap balapan. Tahun lalu itu tidak selalu mungkin dilakukan. Saya senang karena hal tersebut bisa saya wujudkan tahun ini," urai Rossi.

Rossi menambahkan, dirinya punya rahasia khusus yang memungkinkannya tampil oke lagi dan bersaing dengan pebalap-pebalap yang lebih muda.

"Saya pikir rahasianya adalah memahami bahwa Anda masih ingin menjadi bagian permainan. Untuk melakukannya, Anda harus melupakan semua kemenangan yang telah Anda dapatkan pada tahun-tahun sebelumnya dan memiliki kerendahan hati," ungkapnya.

"Anda juga harus menyadari bahwa, kalau Anda ingin lanjut terus, Anda harus bekerja keras. Kalau Anda terus-terusan mengenang kesuksesan Anda di masa lalu dan mengatakan 'saya telah memenangi sembilan gelar juara dunia dan lebih dari 100 balapan', maka lebih baik Anda tinggal di rumah saja," kata Rossi, yang kini berusia 35 tahun.

"Olahraga ini, rival-rival Anda, ban, motor Anda, semuanya berubah. Jadi, Anda harus bekerja lebih keras agar lebih tangguh. Kalau tidak, Anda habis," ujarnya.

Bradley Smith Paling Sering Jatuh di MotoGP 2014

Bradley Smith Paling Sering Jatuh di MotoGP 2014
 
Jakarta - Dalam beradu kecepatan di lintasan, para pebalap terkadang menemui kejadian tak menyenangkan seperti terjatuh dari motornya. Untuk hal itu, Bradley Smith rupanya dinyatakan sebagai rider yang paling sering terjatuh sepanjang MotoGP 2014.

Dari 18 seri balapan yang sudah dilangsungkan musim ini, pebalap Monster Yamaha Tech 3 tersebut dicatat Crash sudah 16 kali terjatuh dari motornya dalam sejumlah insiden.

Pada seri pembuka di Qatar, pebalap yang mulai terjun di MotoGP pada tahun 2013 itu sudah mental terpelanting dari motornya. Pria Inggris 23 tahun tersebut bahkan tercatat pernah jatuh lima kali dalam satu akhir pekan balapan di Sachsenring.

"Ada beberapa balapan di mana aku membuat sejumlah keputusan buruk, ketika aku mulai mengabaikan tanda peringatan dan feedback. Tapi terkadang Anda harus dalam posisi seperti itu," kata Smith.

"Aku saat itu merasa diriku mampu dan meyakini bahwa berkendara melewati situasi-situasi berbahaya adalah cara untuk melakukannya. Tapi ternyata tidak begitu dan itu bukan langkah cerdas! Itu malah melahirkan banyak masalah daripada manfaatnya. Tapi terkadang memang sulit untuk menemukan titik yang seimbang," lanjutnya.

Rider Movistar Yamaha Jorge Lorenzo kemudian dicatat menjadi pebalap yang tampil penuh di MotoGP 2014 dan paling jarang terjatuh, dengan mengalami dua insiden saja sepanjang musim.

Secara keseluruhan di tiga kelas yang ada, Sam Lowe yang turun di Moto2 tercatat paling sering jatuh. Rookie itu disebut mengalami total 25 insiden
Sementara Misano tercatat sebagai lintasan yang tahun ini paling sering "memakan korban" dengan adanya 109 pebalap terjatuh di seluruh kelas. Motegi dan Phillip Island ada di posisi dua dengan 71 insiden.

Insiden jatuh di MotoGP 2014
1. Bradley Smith = 16
2. Alvaro Bautista = 14
2. Pol Espargaro = 14
2. Andrea Iannone* = 14
5. Karel Abraham = 13
5. Stefan Bradl = 13
7. Yonny Hernandez = 11
7. Marc Marquez = 11
9. Cal Crutchlow* = 10
9. Aleix Espargaro = 10
11. Mike Di Meglio = 9
11. Scott Redding = 9
13. Hector Barbera = 8
14. Hiroshi Aoyama = 7
15. Alex De Angelis* = 6
15. Michael Laverty = 6
15. Dani Pedrosa = 6
18. Broc Parkes = 5
18. Valentino Rossi = 5
20. Andrea Dovizioso = 4
20. Nicky Hayden* = 4
20. Danilo Petrucci* = 4
23. Leon Camier* = 2
23. Jorge Lorenzo = 2
23. Michele Pirro* = 2
26. Katsuyuki Nakasuga* = 1
* Tak melaju di dalam seluruh 18 balapan.

Insiden jatuh di seluruh kelas 2014
1. Sam Lowes (Moto2) = 25
2. Karel Hanika (Moto3) = 24
3. Axel Pons (Moto2) = 22
3. Niccolo Antonelli (Moto3) = 22
5. Sandro Cortese (Moto2) = 20
6. Ricard Cardus (Moto2) = 19
7. Mattia Pasini (Moto2) = 18
8. Bradley Smith (MotoGP) =16
9. Azlan Shah (Moto2) = 15
9. Thitipong Warokorn (Moto2) = 15
9. Scott Deroue (Moto3) = 15
9. John McPhee (Moto3) = 15

Total insiden jatuh di MotoGP 2014 = 206
Total insiden jatuh di Moto2 2014 = 408
Total insiden jatuh di Moto3 2014 = 367

Rookie Ini Samakan Pengalaman Jajal MotoGP seperti Berhubungan Seks Pakai Celana

Rookie Ini Samakan Pengalaman Jajal MotoGP seperti Berhubungan Seks Pakai Celana
 
Debutan MotoGP Jack Miller memiripkan pengalaman barunya di kelas primer balap motor grand prix tersebut seperti berhubungan seks dengan masih menggunakan celana, setelah ia menjalani tes di Valencia.

Miller, pemuda kelahiran Australia 19 tahun lalu, akan tampil di MotoGP bersama CWM LCR Honda pada musim 2015 mendatang. Ini merupakan sebuah lompatan besar buatnya mengingat sebelum ini ia masih tampil di ajang Moto3--membuatnya tak mencicipi Moto2.

Menjelang partisipasi pertamanya di kelas primer, Miller sudah menjajal mesin MotoGP dalam sesi tes yang dilangsungkan di Valencia dan tuntas, Kamis (13/11/2014) dinihari WIB, kemarin. Pengalaman pertama ini rupanya benar-benar sensasional buatnya.

"Sikutku menyentuh (permukaan lintasan) lebih sering daripada sebelumnya sepanjang hidupku, melewati tempat-tempat yang tidak aku duga sebelumnya," kata Miller di Crash.

"Melewati Turn Three--aku ingin melihat foto-fotonya karena aku benar-benar menurunkan sikutku, kemudian ketika menekan gas Anda harus langsung beralih ke sisi lain sebelum titik menuju Turn Four.

"Itu salah satu pengalaman paling seru yang pernah aku alami. Rasanya seperti berhubungan seks dengan masih mengenakan celana!" serunya.

Capaian terbaik Miller di Moto3 adalah finis di posisi dua klasemen akhir, yang mana ia lakukan pada musim terakhirnya di kelas tersebut--musim 2014 ini. Sepanjang musim tersebut ia mencatatkan enam kemenangan, termasuk di Valencia.

Marquez Tidak Suka Karakter Mesin Baru Honda

Marquez Tidak Suka Karakter Mesin Baru Honda
 
Valencia - Tes MotoGP di Valencia menyisakan ketidakpuasan dari sang juara dunia, Marc Marquez. Jagoan Honda itu mengaku tidak menyukai karakter mesin baru yang dipersiapkan untuk musim depan.

Marquez memang berhasil mencatatkan waktu putaran tercepat di hari terakhir uji coba di trek Valencia, Rabu (12/11/2014) kemarin. Juara dunia dua musim terakhir itu mampu menorehkan catatan satu menit 30 detik.

Pemuda 21 tahun itu pun jadi satu-satunya pebalap yang menembus kisaran waktu satu menit 30 detik di uji coba tersebut. Namun persoalannya, Marquez mencatatkannya dengan motor 2014 alih-alih dengan mesin baru untuk musim depan.

"Saya berkonsentrasi sepanjang hari dengan motor 2015, mencoba meningkatkan performanya, kemudian di percobaan terakhir saya mencoba dengan motor 2014 lagi dan meningkatkan catatan waktunya. Karena tampaknya bagi saya motor ini lebih mudah," kata Marquez dikutip Crash.

Marquez mengakui bahwa sejauh ini kurang nyaman dengan prototipe 2015. Persoalan utamanya adalah karakter mesin, sementara satu hal yang cukup membuatnya senang adalah area depan sasis baru. Dia berharap Honda bisa melakukan perbaikan untuk membuat motor musim depan lebih nyaman berbekal catatan dari motor 2014.

"Kami meningkatkan prototipe 2015 di sejumlah area, tapi sedikit menurun di area lainnya. Saya tidak merasa nyaman dan ini bukanlah waktu yang tepat untuk mengambil risiko besar. Hal terpentingnya adalah Honda lebih memahami karakter mesin dan sasis seperti apa yang saya suka," sambung Marquez.

"Karena ini adalah perubahan besar pertama pada motor yang kami lakukan sejak tahun lalu. Mereka telah menuju ke satu arah dan saya tidak menyukainya, kami harus menuju ke arah lainnya. Kami telah berkembang di titik masuk tikungan dan akan mencoba membenahi problem-problem lainnya di tes Malaysia," lanjutnya.

"Saya sangat tidak menyukai karakter mesin baru kemudian dengan sasisnya, saya suka area depan tapi tidak dengan area belakang. Jadi kami harus mencoba mencari kompromi terbaik. Tapi hal positifnya adalah kami tahu motor 2014 punya potensi yang sangat bagus dan di mana titik-titk terkuatnya," demikian pebalap asal Spanyol ini.