Latest Updates

Tanggapan Valentino Rossi MotoGP 2014

Roma - Untuk Valentino Rossi, 2014 menjadi musim yang penting karena di tahun inilah ia sempat menghadapi persimpangan dalam kariernya. Setelah memilih satu arah, rider Movistar Yamaha itu menegaskan dirinya kini berada dalam kondisi terbaik.

Di akhir musim 2014 Rossi menempati posisi dua klasemen akhir pebalap dengan 295 poin. Meskipun ada 67 angka yang memisahkan dirinya dengan Marc Marquez sang kampiun, yang tampil dominan tahun ini, hasil itu tetap jadi capaian tersendiri untuk Rossi.

Untuk Rossi, yang berkecimpung di kelas primer balapan motor grand prix sejak tahun 2000, tahun 2014 menjadi momen ia kembali tampil kompetitif. Ini bukan perkara mudah mengingat dalam perjalanan kariernya ia harus terus beradaptasi dari tahun ke tahun.

"Buatku, ya. Sulit dikatakan, tapi tahun ini aku sudah bekerja amat keras sampai ke detil-detil terkecil," sahut Rossi ketika ditanya apakah saat ini ia merasa berada dalam kondisi terbaiknya, seperti dikutip Autosport.

"Segalanya sudah berubah. Pertama-tama, rivalku sudah berubah--kini mereka lebih muda dan lebih tangguh dibandingkan dengan di masa lalu. Aku lebih tua, tapi aku merasa dalam kondisi 100 persen.

"Motornya sudah berubah, ban dan sistem elektronikanya telah banyak berubah, dan terutama cara mengendarai motornya sudah banyak berubah dalam 10 tahun terakhir. Tapi aku suka terus meningkatkan diri, itu bagian dari permainannya," paparnya.

Di akhir tahun 2013, Rossi sempat mencanangkan enam balapan awal musim 2014 menjadi penentu masa depannya di MotoGP. Pada prosesnya capaian tahun ini pun membuat Rossi bangga, puas, dan tampak cukup optimistis menyibak musim-musim berikutnya.

"Secara khusus itu merupakan sebuah musim yang bagus karena aku bisa meningkatkan kecepatan dan hasil dibandingkan tahun lalu. Itu merupakan target yang amat penting buatku karena aku mesti memutuskan lanjut atau berhenti. (Tahun 2014) Ini merupakan sebuah tahun yang amat aku nikmati. Aku menjalani amat banyak balapan bagus dan duel-duel seru," beber Rossi.

Alex Marquez Tak Pernah Berpikir Langsung Lompat ke MotoGP

Alex Marquez Tak Pernah Berpikir Langsung Lompat ke MotoGP
 
Baru jadi juara dunia Moto3, Alex Marquez dijagokan untuk langsung terjun di kelas MotoGP. Lompatan besar itu tidak akan pernah terjadi karena dia sama sekali tidak pernah memikirkan sebelumnya.

Tak seperti Marc Marquez yang sangat dominan di MotoGP, Alex meraih gelar juara dunia Moto3 dengan susah payah. Titel juara dunia musim 2014 baru dia dapat di seri terakhir setelah menjalani pertarungan sengit dengan Jack Miller.

Usai jadi juara dunia, langsung muncul wacana untuk mempromosikan Alex ke kelas MotoGP. Menggabungkan kakak dan adik Marquez dianggap bisa menjadi daya tarik. Apalagi Miller juga melakukan lompatan yang sama dari Moto3 ke MotoGP setelah dia dikontrak oleh tim LCR.

Namun Marquez mengatakan kalau dia sama sekali tidak pernah berpikir untuk melewati kelas Moto2 dan ikut langkah Miller.

"Penting buat saya untuk ikut Moto2. Itu langkah lanjutan setelah Moto3 dan saya pikir saya memperkuat tim terbaik di Moto2 dan hasil yang didapat jelas menunjukkan itu," sahut Alex di MCN.

"Tito (Rabat) sudah menjadi juara dunia dan Mika (Kallio) di posisi dua, jadi saya sangat senang bisa berada di tim ini. Saya pikir tidak mungkin buat saya untuk lansung ke MotoGP karena itu akan jadi jalan yang salah," lanjut rider 18 tahun itu.

Musim 2014 menjadi tahun ketiga Alex berlaga di Moto3. Setelah cuma bisa duduk di posisi 10 pada musim debut, dia melonjak ke posisi empat klasemen akhir tahun lalu.

"Opsi terbaik buat saya adalah dua tahun di Moto2 dan itu selalu menjadi rencana saya dan jika setelahnya saya dapat tawaran di MotoGP maka saya akan pergi. Tapi saya punya banyak hal untuk dipelajari di Moto2, jadi saya pikir setahap demi setahap adalah yang terbaik buat masa depan saya," tuntasnya.

Wakil Presiden HRC Minta Pedrosa Tiru The Doctor

Wakil Presiden HRC Minta Pedrosa Tiru The Doctor
Wakil Presiden HRC Minta Pedrosa Tiru The Doctor
AALST – Wakil Presiden HRC Honda, Shuhei Nakamoto, mengaku kagum dengan sikap tegas yang ditunjukan rider Movistar Yamaha MotoGP, Valentino Rossi. Nakamoto pun meminta pembalapnya, Dani Pedrosa meneladani juara dunia enam kali MotoGP itu.
The Doctor memang dikenal dengan keputusan kontroversialnya. Ia pernah mendepak sang kepala mekanik, Jeremy Burgess pada akhir 2013. Pedrosa saat ini juga mengikuti keputusan tersebut akhir musim ini, sebab performa yang kurang memuaskan. Mulai tahun depan, Pedrosa tak akan lagi bekerja sama dengan Mike Leitner.
"Vale merupakan contoh yang sangat baik. Ia telah berusia 35 tahun namun masih mampu meningkatkan performa dan belajar. Musim ini ia meraih dua kemenangan. Dani jauh lebih muda, jadi saya harap ia bisa tampil lebih baik musim depan," ujar Nakamoto kepada Motorcycle News, Senin (22/12/2014).
Musim ini, Rossi sukses mengoleksi 13 podium, termasuk dua kemenangan dan sukses duduk di peringkat keempat. Sementara itu, Pedrosa meraih 10 podium, termasuk satu kemenangan.

Valentio Rossi Tunggu Alex Marquez di MotoGP

Valentio Rossi Tunggu Alex Marquez di MotoGP
Rossi Tunggu Alex Marquez di MotoGP
URBINO – Pembalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi, berharap tampil terus di MotoGP. Rossi juga memiliki impian untuk dapat membalap bersama Alex Marquez, adik kandung Marc Marquez.
Juara dunia enam kali MotoGP itu kagum dengan bakat juara Moto3 dalam menunggangi motor Honda. Alex berjuang keras memperebutkan trofi mahkota juara kelas Moto3 dengan Jack Miller dan, jerih payahnya itu terbayar lunas ketika dia mampu keluar sebagai pemenangnya.
"Alex akan menjadi pusat perhatian saat ini, karena dia saudara Marc. Saya mengenal betul Jack Miller, tapi Alex sangat dingin. Meskipun Jack terlalu kuat, ia tetap tenang. Dia melakukan apa yang harus ia lakukan," tutur Rossi seperti dilansir Tutto Sport, Senin (22/12/2014).
"Kemungkinan di masa depan akan menjadi lawan yang kuat. Saya harap saya masih terus berada di lintasan balap MotoGP," lanjutnya.
Tahun depan, Alex akan melanjutkan kariernya di kelas Moto2 bersama tim MarcVDS dan akan bersaing dengan Tito Rabat selaku juara musim ini.

Setelah pensiun Jorge Lorenzo Ingin Balap Mobil

Pebalap Movistar Yamaha MotoGP, Jorge Lorenzo tertarik untuk serius mengikuti ajang balap mobil di kategori enduro usai pensiun dari MotoGP suatu saat nanti, demikian yang ia nyatakan kepada Fox Sports.

Akhir pekan lalu, Lorenzo turun lintasan dalam gelaran Gulf 12 Hours di Yas Marina, Abu Dhabi. Bersama tim Kessel Racing, ia mengendarai mobil Ferrari 458 GT3 Challenge Evo dan sukses meraih kemenangan di kelas Gentleman.

"Kompetisi ini sangat berbeda. Pebalap tak perlu mencari keseimbangan tubuh. Pebalap hanya harus memahami apa yang harus dilakukan di dalam kokpit, yakni kapan mengerem, menekan gas dan bermain akselerasi. Ini tantangan baru bagi saya," ujarnya.

Lorenzo pun menyayangkan dirinya hanya bisa mengikuti ajang macam ini di akhir musim MotoGP. Ia pun bertekad lebih serius usai pensiun nanti. "Ajang ini tak mudah. Balapannya sangat panjang, berjam-jam, tapi siapa tahu saya akan melakukannya di masa depan," tutupnya

Ayah Rossi Akui Marquez 'Mirip' Sang Anak

Ayah Valentino Rossi, Graziano Rossi berpendapat banyak hal yang mirip di antara anaknya dan pebalap Repsol Honda, Marc Marquez. Hal ini disampaikan Graziano melalui wawancaranya bersama Quoti di Ano baru-baru ini.

"Marc itu pebalap langka. Pebalap sepertinya hanya lahir satu di setiap generasi. Ia akan meninggalkan jejak bersejarah di dunia balap motor. Ketika melihatnya, saya teringat pada Vale. Ada Vale di dalam dirinya," ujar mantan pebalap GP250 dan GP500 ini.

Graziano pun mengaku senang keduanya kerap bersaing ketat di lintasan sepanjang musim 2014. Pria asal Italia inipun yakin The Doctor dan Marquez akan kembali bertarung sengit musim depan.

"Marc seperti Vale. Mereka selalu berusaha keras. Lihat saja kemenangannya, hasil balapnya, begitu pula caranya menyalip. Mereka begitu mirip dari start hingga finis, dari seri pembuka hingga seri penutup," tutupnya

Bos Honda Kaget Pedrosa Ingin Ganti Anggota Tim

Bos Honda Kaget Pedrosa Ingin Ganti Anggota Tim


Bos Honda Kaget Pedrosa Ingin Ganti Anggota Tim 
Vice President Departemen Balap Honda (HRC), Shuhei Nakamoto mengaku sempat terkejut saat Dani Pedrosa ingin mengganti beberapa anggota timnya demi menghadapi MotoGP 2015. Hal ini disampaikan oleh Nakamoto melalui MCN.

Pedrosa ingin mengganti kedua mekaniknya, Mark Barnett dan Christophe Leonce. Hal ini membuat sang kepala mekanik Mike Leitner kecewa dan memutuskan ikut hengkang dan mengakhiri kerjasama yang telah dijalin sejak 2004.

"Saya terkejut, namun terkadang hal seperti ini ada baiknya, karena Dani butuh motivasi baru. Mereka sudah bersama Dani sejak lama, dan dengan hasil yang tak begitu baik, Dani ingin mencoba hal baru," ujar Nakamoto.

Mulai musim depan, posisi Leitner digantikan oleh sang teknisi telemetri, Ramon Aurin yang mengantarkan Nicky Hayden menjuarai MotoGP 2006. "Kami kehilangan mekanik-mekanik hebat. Tapi motivasi pebalap sangat penting. Bila perubahan ini membantu, maka saya mendukungnya," tutup Nakamoto.

Marquez: Mengikuti Jejak Rossi? Itu Akan Sulit

Marquez: Mengikuti Jejak Rossi? Itu Akan Sulit
 
Kalau ada pebalap MotoGP yang dianggap punya performa paling oke di sepanjang musim 2014, Marc Marquez tanpa ragu akan memilih Valentino Rossi. Mengikuti capaian The Doctor disebut Marquez akan sangat sulit.

Rossi menyudahi musim 2014 dengan duduk di posisi dua klasemen akhir. Selain mengumpulkan dua kemenangan, rider asal Italia berusia 36 tahun itu total 13 kali naik podium.

Tahun 2014 pun menjadi musim terbaik Rossi setelah 2009, di mana dia merebut gelar juara dunia. Dalam periode tiga tahun yang menyelingi periode tersebut dia sempat terpuruk sangat dalam, terutama saat membela Ducati di mana dia cuma dapat satu kemenangan dalam dua musim.

"Itu luar biasa," sahut Marquez mengomentari penampilan Rossi di 2014.

"Usia 35 tahun adalah satu hal, tapi buat saya yang terpenting adalah setelah dua tahun di Ducati di mana dia kurang oke, dia kembali ke Yamaha dan tahun lalu dia tak terlalu bagus, tapi tahun ini dia menunjukkan diri sebagai pebalap yang tangguh. Saat Anda melewati tiga atau empat musim tanpa hasil bagus, akan sulit melakukan comeback. Tapi dia melakukan comeback dengan meyakinkan," lanjut Marquez di Autosport.

Dalam beberapa balapan di sepanjang musim ini Marquez merasakan betul bagaimana Rossi masih sangat sering merepotkannya. Salah satu yang paling diingat adalah saat tampil di Sirkuit Sepang.

"Di Malaysia, dengan suhu 35 derajat, dia menekan saya sampai tiga lap terakhir. Saya sangat menghormatinya, saya sudah berulang kali mengatakan ini. Saya ingin menjadi seperti dia di masa depan, tapi itu akan sulit," tuntas Marquez.

Yamaha Punya Rencana Jangka Panjang untuk Pol Espargaro

Yamaha Punya Rencana Jangka Panjang untuk Pol Espargaro
 
Saat direkrut Monster Yamaha Tech 3 Pol Espargaro diprediksi akan bisa langsung dapat promosi ke Movistar Yamaha di 2015. Meski harus tertunda, Yamaha meyakini kalau Espargaro tetap punya tempat di tim mereka.

Peluang Pol Espargaro dapat promosi ke Movistar Yamaha MotoGP tertutup setelah tim tersebut memutuskan memperpanjang kontrak kedua pebalapnya yakni Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi. Duo tersebut paling tidak akan bertahan sampai kontraknya habis di 2016.

Itu artinya Pol Espargaro baru berpeluang memperkuat tim utama Yamaha di 2017. Dengan Ducati dan Suzuki dikabarkan tertarik merekrutnya, kubu Yamaha berharap rider berbakat asal Spanyol itu mau bertahan.

"Itu tergantung pada opsi yang dia punya di musim depan. Saya percaya Pol adalah pebalap yang cerdas dan jika saat ini Anda ingin berada di grup yang top maka Anda butuh kontrak dari HRC atau Yamaha Factory Racing dan jika terkunci di luar itu maka itu bukanlah opsi," ucap bos tim Yamaha, Lin Jarvis, di MCN.

"Suzuki menunjukkan ketertarikan padanya untuk tahun 2015 dan dia memilih untuk bertahan di mana dia ada sekarang adalah langkah yang tepat untuk dilakukan. Apakah dia akan mengikuti jalan itu? Saya tidak tahu. Ducati juga tertarik, jadi tidak ada yang tahu pasti opsi yang tersedia di 2016," lanjut dia.

Menjalani debutnya di MotoGP musim ini, Pol Espargaro menyudahi musim di posisi enam klasemen dengan nilai 136. Hasil terbaik yang dia raih adalah finis keempat di Prancis.

"Saya ingin melihat Pol bertahan di Yamaha tapi saya tidak tahu apakah dia akan bisa melakukannya, tapi kita lihat saja. Dia tampil bagus dan dia masih punya banyak hal untuk dipelajari, saya ingin dia bertahan di grup ini dan menjadi sangat kompetitif," tuntas Jarvis.

Rombak Susunan Kru, Pedrosa Dituntut Lebih Oke Musim Depan

Rombak Susunan Kru, Pedrosa Dituntut Lebih Oke Musim Depan
 
Dani Pedrosa melakukan beberapa perubahan pada susunan kru balapnya untuk tahun depan. Tampil jeblok di musim yang baru saja tuntas, Pedrosa dituntut lebih oke di 2015.

Pedrosa sudah memberhentikan dua mekanik andalannya yakni Mark Barnett dan Christophe Leonce. Keputusan tersebut kemudian berimbas pada langkah kepala kru Mike Leitner untuk ikut angkat kaki dan menolak perpanjangan kontrak dua tahun yang ditawarkan.

Perubahan kru yang dilakukan Pedrosa diakui kubu HRC mengejutkan. Namun setelah musim buruk di 2014, keputusan rider Spanyol itu merombak tim diharapkan bisa memberi dampak bagus di 2015.

"Saya terkejut, tapi kadang itu bisa menjadi hal yang bagus karena Dani butuh motivasi baru. Saya senang bisa mengubah staf milik Dani, meski secara teknis mereka tidak memiliki level yang tinggi. Tapi tim ini sudah bersama untuk periode yang panjang dan tidak dapat hasil bagus," ungkap Bos HRC, Shuhei Nakamoto.

Saat Marc Marquez jadi juara dunia dengan meraih 13 kemenangan, Pedrosa cuma kebagian satu kemenangan di musim ini. Sejak turun di kelas MotoGP, ini merupakan titik terendah buat rider 29 tahun itu.

"Dani berpikir untuk mencoba sesuatu yang baru. Dani yang menginginkan ini dan saya mengikuti idenya dan mendukungnya, meski kami kehilangan mekanik yang sangat baik. Motivasi pebalap adalah hal yang berharga beberapa per sepuluh detik dan jika perubahan terjadi maka saya mendukungnya," lanjut Nakamoto di MCN.

Pedrosa bisa jadi mengikuti langkah Valentino Rossi yang tahun lalu secara mengejutkan memutus kerjsama dengan kepala mekaniknya sejak lama, Jerry Burgess. Mengontrak Silvano Galbusera untuk jadi pendampingnya musim ini, The Doctor tampil gemilang dengan meraih dua kemenangan, 11 kali naik podium dan finis di posisi kedua klasemen akhir.

"Saya harap dia (Pedrosa) bisa meningkatkan levelnya. Valentino adalah contoh yang bagus karena dia sudah 35 (tahun) dan masih terus berkembang dan masih terus mencoba belajar. Dia memenangi dua balapan musim ini dan Dani masih jauh lebih muda. Jadi kita lihat saja apakah Dani akan bisa mengambil langkah ke depan dengan perubahan yang dia lakukan," tuntasnya.

'Kesuksesan Marquez di MotoGP Berkat Dirt Track'

'Kesuksesan Marquez di MotoGP Berkat Dirt Track'

'Kesuksesan Marquez di MotoGP Berkat Dirt Track' 
Kesuksesan pebalap Repsol Honda, Marc Marquez di MotoGP datang dari latihan kerasnya di ajang dirt track, demikian yang dinyatakan juara AMA Pro Flat Track 2012 dan 2014, Jared Mees kepada Crash.net.

Marquez dan Mees bertemu pada ajang balap flat track DTX Barcelona Superprestigio akhir pekan lalu, di mana Marquez sukses meraih gelar juara dan Mees finis di posisi kedua, diikuti pebalap Moto2, Kenny Noyes.

"Saat bertemu dengannya, saya sangat terkejut. Saya berkata pada diri sendiri, 'Wow, man! Dia jelas-jelas mampu melakukannya.' Saya tahu balapan akan berjalan berat, dan saya sangat memperhatikan catatan waktu Marc. Jarak kami sangat tipis," ujar Mees.

Pebalap Amerika Serikat inipun yakin Marquez akan lebih baik lagi di masa-masa mendatang. "Ia terbaik di dunia road race. Prestasinya datang dari latihan dirt track. Ia pasti akan lebih baik dan lebih baik lagi. Saya angkat topi untuknya karena menjadi road racer dan menjadikan dirt track sebagai olahraga kedua," tutup Mees.

Valentino Rossi Ingin 'Takuti' Giacomo Agostini

Valentino Rossi Ingin 'Takuti' Giacomo Agostini



Valentino Rossi Ingin 'Takuti' Giacomo Agostini

Pebalap Movistar Yamaha MotoGP, Valentino Rossi mengaku ingin 'menakuti-nakuti' 15 kali juara dunia, Giacomo Agostini. Agostini merupakan pebalap dengan kemenangan terbanyak di seluruh kelas, dan Rossi yang kini mengoleksi 108, tengah tertinggal 14 kemenangan.

Rossi akan berusia 37 tahun pada tahun 2016 nanti. Jika masih mampu menang, ia bisa menjadi ancaman besar bagi Agostini. "Saya ingin mematahkan rekor Ago! Setidaknya saya ingin membuatnya sedikit ketakutan," ujarnya sembari tertawa kepada SpeedWeek.

The Doctor pun menyatakan ingin menjadi pemenang tertua di MotoGP. Lucunya, ia tak tahu bahwa rekor tersebut tengah dipegang tiga kali juara World Superbike, Troy Bayliss, yang memenangkan MotoGP Valencia 2006 di atas Ducati.

"Saya akan berusia 37 tahun pada 2016 nanti, dan saya ingin menjadi pemenang tertua di MotoGP. Saya tak tahu saya yang memegang rekor itu saat ini, saya hanya tahu ia berusia 37 tahun," tutupnya.

Daftar pemenang tertua di kelas tertinggi (GP500/MotoGP):
Fergus Anderson: 44 tahun 237 hari - Montjuic - GP500 1953
Jack Findlay: 42 tahun 85 hari - Salzburg - GP500 1977
Les Graham: 41 tahun 21 hari - Montjuic - GP500 1952
Jack Ahearn: 39 tahun 327 hari - Imatra - GP500 1964
Harold Daniell: 39 tahun 240 hari - Tourist Trophy - GP500 1949
Frantisek Stastny: 38 tahun 247 hari - Sachsenring - GP500 1966
Nello Pagani: 37 tahun 328 hari - Monza - GP500 1949
Troy Bayliss: 37 tahun 213 hari - Valencia - MotoGP 2006

Rival Curiga Marc Marquez Punya 'Keunggulan' di Superprestigio

Rival Curiga Marc Marquez Punya 'Keunggulan' di Superprestigio

Marc Marquez Akui Lebih Serius di Superprestigio II
Pebalap Repsol Honda MotoGP, Marc Marquez mengaku lebih serius menghadapi DTX Barcelona Superprestigio 2014 yang kedua akhir pekan lalu, ketimbang Superprestigio yang pertama bulan Januari lalu.

Pada gelaran pertama, Marquez finis terbuncit di babak Superfinal dan gelar juara jatuh kepada juara AMA Pro Flat Track 2013, Brad Baker. Pada gelaran kedua, malah sebaliknya. Marquez sukses merebut gelar, sementara Baker gagal tampil akibat mengalami kecelakaan hebat di sesi kualifikasi.

"Salah satu peningkatan terbesar adalah setup motor. Tahun lalu, saya hanya bermain-main. Kali ini, saat tiba saya lihat Brad sudah punya gaya balap baru," ujar Marquez, yang sukses mengalahkan juara AMA Pro Flat Track 2012 dan 2014, Jared Mees.

"Seperti di MotoGP, saya melakukan uji coba bersama tim saya. Kami mengubah kecepatan dan mencari setup terbaik. Saya harus berkonsentrasi dan berusaha 100 persen. Saya sangat gugup sebelum Superfinal. Saya tahu Jared sangat cepat," tutupnya

Saham Dijual, Dainese: Jangan Sentuh Valentino Rossi!

Saham Dijual, Dainese: Jangan Sentuh Valentino Rossi!


Saham Dijual, Dainese: Jangan Sentuh Valentino Rossi!
Valentino Rossi © AFP

Founder perusahaan perlengkapan pengendara motor Dainese, Lino Dainese baru-baru ini menjual 80 persen sahamnya kepada Bahrain Inverstcorp. Ia pun memastikan akan mempertahankan Giacomo Agostini dan Valentino Rossi sebagai acuan perusahaan tersebut.

Agostini dan Rossi yang merupakan legenda MotoGP, telah menjadi brand ambassador Dainese sejak usia belia. Kesan identik pada kedua belah pihak pun kian berkembang, hingga Dainese menggunakan Agostini dan Rossi sebagai acuan pengembangan produk.

"Kami tak akan membiarkan mereka (Bahrain Investcorp) menyentuh Ago dan Vale. Keduanya merupakan bagian fundamental kami. Mereka lebih dari sekadar brand ambassador. Mereka adalah ahli dalam bidang ini," ujar Dainsese kepada La Gazzetta dello Sport.

Saat ini, Dainese juga tengah mengembangkan teknologi airbag bernama D-Air. Rossi merupakan pebalap yang terlibat langsung dalam proyek tersebut. "Ago dan Vale lah yang memilih material dan menjajalnya demi keselamatan pengendara motor. Mereka adalah pondasi kami," tutup Dainese.

Marquez: Saya Akan Terus Bayar Pajak di Spanyol

Marquez: Saya Akan Terus Bayar Pajak di Spanyol
Marquez: Saya Akan Terus Bayar Pajak di Spanyol
BARCELONA – Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, memberi penjelasan soal keputusannya berpindah tempat tinggal dari Cervera, Spanyol ke Andorra. Rider asal Spanyol itu mengatakan rencana kepindahannya ke Andorra hanya untuk mengisi libur musim dingin, bukan untuk menghindari pajak.
Rumor rencana kepindahan pria kelahiran Carvera, untuk menghindari pajak penghasilan yang tinggi di negara asalnya, Spanyol, memang santer beredar. Marquez pun angkat bicara.
“Sekarang saya masih 21 tahun, saya hidup bersama keluarga saya dan saya selalu punya hubungan baik dengan mereka, tapi saya juga adalah sosok muda dan saya memutuskan untuk memiliki sendiri rumah saya dan saya (memilih) tinggal di Andora karena saya sudah sering ke sana di musim dingin,” jelas Marquez, seperti dikutip MotoGP.com, Senin(15/12/2014).
“Dan di periode lain dan karena saya akan sering berada di sana selama musim dingin ini dan hingga musim dingin-musim dingin selanjutnya. Itu tempat yang ideal dan menjadi favorit saya untuk mempersiapkan fisik. Pajak bukan motivasi saya. Lebih lagi, saya tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tapi saya ingin memastikan kalau saya membayar dan saya akan terus membayar pajak di Spanyol,” sambungnya.
The Baby Allien pun menjelaskan lebih detil perihal kepindahannya tersebut. Marquez juga menceritakan masa lalunya yang membuat ia sedih.
“Saya tahu ada banyak sekali pendapat dan semua itu bisa dihormati. Saya tidak ingin menilai diri saya terkait orang lain, tapi saya pikir ada kritik yang sangat keras yang ditujukan pada saya. Pada akhirnya Anda tidak akan pernah tahu kapan karier seorang pembalap akan berakhir,”
“Saat saya berusia 19 tahun saya hampir meninggalkan balapan karena kejadian yang membuat penglihatan saya rusak (berhenti sesaat lalu menghapus air mata). Berkat dokter saya bisa kembali membalap. Selama minggu terakhir saya tidak merasa baik jadi saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang mendukung saya dan keluarga saya. Satu-satunya hal yang saya ingin lakukan adalah terus menikmati diri sendiri dan terus naik motor saya," tandasnya.
Meski begitu, Marquez dikabarkan tidak akan mengajak sang adik, Alex Marquez untuk tinggal bersama.

Marc Marquez Bantah Menghindari Pajak dan Akan Pindah ke Andora

Marc Marquez Bantah Menghindari Pajak dan Akan Pindah ke Andora
 
Barcelona - Marc Marquez menjawab rumor yang menyebut dirinya akan pindah ke Andora demi menghindari pajak tinggi di Spanyol. Dengan emosional dia membantah tudingan tersebut.

Isu Marquez akan pindah ke Andora muncul dalam beberapa hari terakhir. Pajak tinggi hingga mencapai 49% disebut jadi alasan juara dunia MotoGP dalam dua musim terakhir itu akan meninggalkan negara kelahirannya.

Berbicara saat menghadiri even Superprestigio Dirt Track di Barcelona, Marquez membantah kabar dia akan pindah untuk mengindari pajak. Diakui Marquez dia sudah punya rumah di Andora, tapi itu dia gunakan untuk beristirahat dan bukan berniat pindah kewarganegaraan.

Meski pada awalnya berbicara dengan datar, Marquez sempat menitikan air mata di tengah sesi. Itu terjadi ketika dia mengenang sebuah momen yang nyaris membuat pengelihatannya hilang.

Berikut pernyataan lengkap Marquez, seperti dikutip dari Crash:

Sebelum berbicara soal Dirt Track racing di Barcelona, saya ingin mengatakan sesuatu yang penting. Saya ingin berbicara soal perdebatan dan cekcok terkait diri saya dalam beberapa pekan ini. Sulit untuk mengatakan ini, karena saya biasanya tidak pernah berbicara soal kehidupan pribadi saya tapi saya pikir ini momen yang penting. Mereka yang mengenal saya tahu kalau saya orangnya blak-blakan dan sangat jujur.

Saya 21 tahun, saya hidup bersama keluarga saya dan saya selalu punya hubungan baik dengan mereka, tapi saya juga adalah sosok muda dan saya memutuskan untuk memiliki sendiri rumah saya dan saya (memilih) tinggal di Andora karena saya sudah sering ke sana di musim dingin dan di periode lain dan karena saya akan sering berada di sana selama musim dingin ini dan hingga musim dingin-musim dingin selanjutnya. Itu tempat yang ideal dan menjadi favorit saya untuk mempersiapkan fisik
Pajak bukan motivasi saya. Lebih lagi, saya tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tapi saya ingin memastikan kalau saya membayar dan saya akan terus membayar pajak di Spanyol.

Saya tahu ada banyak sekali pendapat dan semua itu bisa dihormati. Saya tidak ingin menilai diri saya terkait orang lain, tapi saya pikir ada kritik yang sangat keras yang ditujukan pada saya. Pada akhirnya Anda tidak akan pernah tahu kapan karier seoarng pebalap akan berakhir. Saat saya berusia 19 tahun saya hampir meninggalkan balapan karena kejadian yang membuat pengelihatan saya rusak (berhenti sesaat lalu menghapus air mata).

Sepekan terakhir adalah periode yang berat dan saya ingin berterimakasih pada semua orang yang terus mendukung saya dan keluarga saya. Satu-satunya hal yang ingin saya lakukan adalah melanjutkan menikmati mengendarai motor.

Yamaha Yakin Lorenzo Akan Belajar dari Kesalahan Musim Ini

Yamaha Yakin Lorenzo Akan Belajar dari Kesalahan Musim Ini
Musim balap 2014 tak berjalan mulus untuk Jorge Lorenzo. Namun Yamaha yakin pebalapnya itu tak akan mengulang kesalahan yang sama di musim depan.

Lorenzo sempat mengalami kesulitan di paruh pertama musim. Rider asal Spanyol itu gagal finis di seri pertama di Qatar, kemudian melakukan jump start di Austin. Di sembilan seri pertama, Lorenzo cuma naik podium tiga kali dan belum pernah juara.

Lorenzo baru bangkit di paruh kedua musim. Kecuali di seri terakhir, pebalap 27 tahun itu selalu naik podium serta jadi juara di Aragon dan Motegi. Lorenzo pun akhirnya menutup musim dengan finis di urutan ketiga klasemen pebalap di bawah Marc Marquez dan Valentino Rossi.

Selain kesalahan-kesalahan yang dibuat sendiri, faktor lain yang dinilai menghambat performa Lorenzo adalah operasi yang dia jalani sebelum musim 2014 bergulir. Operasi tersebut dinilai berpengaruh pada kondisi fisik Lorenzo.

Menatap musim depan, Yamaha optimistis Lorenzo tak akan mengulang kesalahan yang sama seperti di musim ini.

"Jorge tidak sekuat seperti seharusnya, dan dia melakukan dua kesalahan di balapan awal yang membuatnya banyak tertinggal dan dia harus mengejar itu," sahut Managing Director Yamaha Lin Jarvis seperti dikutip Autosport.

"Performa Jorge di akhir musim lalu fenomenal setelah tulang selangkanya patah. Kemudian dia menjalani operasi, dia mengalami beberapa perubahan dalam organisasi dan perencanaannya. Dan saya pikir dia tidak akan melakukan hal yang sama tahun depan."

"Saya pikir ada kombinasi dari kebutuhan untuk berkembang dan dipilah, dan Marc (Marquez) tampil sensasional sejak awal," katanya menambahkan.

Pertimbangan Pajak Akan Bikin Marc Marquez Pindah dari Spanyol ke Andora?

Pertimbangan Pajak Akan Bikin Marc Marquez Pindah dari Spanyol ke Andora?
 
Madrid - Belakangan santer berhembus kabar kalau Marc Marquez akan meninggalkan tanah kelahirannya, Spanyol, untuk bermukim di Andora. Pertimbangan pajak disebut-sebut jadi alasannya.

Andora, yang terletak di antara Spanyol dan Prancis, disebut Crash cuma terletak sekitar 120 km dari kampung kelahiran Marquez di Cervera. Dengan hitung-hitungan pajak yang jauh lebih ringan daripada Spanyol, rumor kepindahan juara dunia MotoGP dua musim terakhir itu pun dianggap cukup masuk akal.

Jika bertahan di Spanyol, Marquez disebutkan Crash mesti membayar pajak sampai 49%. Nilai itu jauh lebih besar daripada pajak di Andora yang, dengan estimasi penghasilan Marquez, sebesar 30 ribu euro. Memang ada tambahan "entry fee" sebesar 400 ribu euro yang harus dibayar sekali saja tetapi nilai itu akan berkurang delapan kali lipat--menjadi 50 ribu euro--jika seseorang dianggap sebagai aset dalam hal budaya, olahraga, atau ilmiah, dengan Marquez tentunya memenuhi kriteria tersebut.

Untuk bisa menjadi penduduk Andora ada satu syarat yang terlebih dulu mesti dipenuhi. Auto Evolution menyatakan bahwa seseorang mesti terlebih dulu tinggal 183 hari dalam satu tahun di Andora agar bisa menjadi orang lokal.

Hal ini sendiri, seorang atlet memutuskan pindah bermukim di negara lain dengan pertimbangan pajak, sejatinya merupakan hal yang cukup lazim. Di MotoGP, sebut saja, ada Dani Pedrosa dan Jorge Lorenzo yang disebut sudah memilih berdiam di Swiss. Pebalap F1 Lewis Hamilton pun saat ini bermukim di Monaco. Andora sendiri saat ini juga dihuni oleh Pol dan Aleix Espargaro. Pun demikian, para pendukung Marquez di Spanyol juga diprediksi bakal merespons rumor boyongannya ke Andora itu dengan kurang positif.

Pol Masih Berbagi Trik dengan Aleix Espargaro, tapi Tak Mau Setim

Pol Masih Berbagi Trik dengan Aleix Espargaro, tapi Tak Mau Setim
 
Pol Espargaro mengaku dirinya sesekali masih berbagi trik balapan dengan sang kakak, Aleix Espargaro. Tapi, dia tak akan mau berada di tim yang sama dengan Aleix. Kenapa?

Pol dan Aleix kini sama-sama berkompetisi di MotoGP. Pol baru naik ke kelas MotoGP pada musim 2014, sedangkan Aleix sudah mencicipinya sejak 2009.

Pada musim 2014, Pol yang memperkuat Yamaha Tech 3 menempati posisi keenam di klasemen akhir. Adapun Aleix yang membalap di bawah bendera tim NGM Forward Racing berada di posisi ketujuh.

Dalam wawancara di Hotel Pullman, Jl. M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (6/12/2014) lalu, Pol menceritakan bagaimana hubungannya dengan sang kakak.

"Ya, dia adalah kakak saya. Kami berada dalam usia yang kurang lebih sama. Dia lebih tua dua tahun daripada saya," ucap Pol.

"Kami merasa sangat senang ketika kami bersama. Kami berlatih bersama, kami juga bersama-sama di atas trek. Kami butuh relasi di atas trek ini untuk saling membantu satu sama lain. Bagi kami, relasi ini sangat penting, khususnya di MotoGP, karena ini adalah dunia yang berat. Kami banyak saling membantu," tambah rider 23 tahun ini.

Meski sudah sama-sama jadi pebalap profesional, Pol dan Aleix sesekali masih saling membantu ketika salah satu mengalami kesulitan, terutama soal balapan.

"Dalam beberapa hal. Tidak semuanya karena ini adalah kompetisi. Kadang-kadang kalau saya punya masalah saya bilang ke dia dan dia menjelaskan kepada saya bagaimana cara mengatasinya. Ketika dia mengalami masalah saya bilang ke dia bagaimana untuk mengatasinya. Bagi kami, itu sangat membantu," tuturnya.

"Kakak saya selalu berusaha membantu saya dan bagi saya itu sangat berguna," kata Pol.

Saat ditanya apakah dirinya punya keinginan untuk berada di tim yang sama dengan Aleix, Pol langsung memberikan jawaban tegas.

"Tidak, tidak," jawabnya sambil tertawa.

"Dia adalah kakak saya. Sekarang relasi kami sangat bersahabat," kata Pol.

"Saya pikir di dalam tim Anda harus benar-benar profesional, bukan bersahabat. Dan bagi kami akan sulit untuk berada di tim yang sama," ujarnya.

Optimistis Tatap Musim Depan, Lorenzo Ingin Juara Lagi

Optimistis Tatap Musim Depan, Lorenzo Ingin Juara Lagi

Jorge Lorenzo menatap kompetisi MotoGP musim depan dengan perasaan optimistis. Pebalap Yamaha itu ingin kembali menjadi juara setelah dua musim berturut-turut gagal.

Lorenzo meraih hasil yang kurang menggembirakan pada musim ini. Dia cuma menempati posisi ketiga di klasemen akhir, di bawah Marc Marquez dan Valentino Rossi.

Lorenzo sempat mengalami kesulitan pada paruh pertama musim. Pebalap asal Spanyol itu gagal finis di seri pertama di Qatar, kemudian melakukan jump start di Austin. Dalam sembilan seri pertama, dia cuma naik podium tiga kali.

Akan tetapi, performa Lorenzo meningkat pada paruh kedua. Kecuali di seri terakhir, dia selalu naik podium dan meraih kemenangan di Aragon dan Motegi.

"Ini bukan musim terbaik yang pernah saya bukukan, tapi juga bukan yang terburuk," komentarnya
"Masalah terbesar saya adalah kondisi fisik saya di awal musim yang tidak sempurna, juga perubahan ban. Lalu saya membuat beberapa kesalahan," imbuhnya.

"Kami menuntaskan 11 balapan terakhir, 10 di antaranya di podium. Tapi, tidak di balapan terakhir karena saya tidak finis. Saya membuat kesalahan strategi," tutur Lorenzo, yang berkunjung ke Indonesia untuk ikut meramaikan gelaran Yamaha ASEAN Cup Race di Sirkuit Sentul, Minggu (7/12/2014). .

Saat ditanya soal kompetisi musim depan, Lorenzo mengaku mengincar gelar juara, yang pernah dia raih pada musim 2010 dan 2012.

"Ya, selalu optimistis. Mencoba memenangi kejuaraan," ujarnya.

"Saat ini saya dalam kondisi fisik yang bagus. Saya harus mempertahankannya sebelum kompetisi dimulai. Lalu, terkait motor, Yamaha perlu bekerja di beberapa area dan setelahnya kami akan berjuang bersama-sama," lanjut Lorenzo.

Pada musim 2014, MotoGP dikuasai boleh pebalap-pebalap Honda dan Yamaha: Marquez, Dani Pedrosa, Lorenzo, dan Rossi. Menurut Lorenzo, dirinya dan tiga pebalap tersebut masih akan jadi favorit pada musim depan.

"Saya tak tahu. Di olahraga ini, sulit mengetahui apa yang akan terjadi. Tapi, secara teori, ya, kami adalah empat favorit. Marquez, Rossi, diri saya sendiri, dan Pedrosa. Kami memang favorit kalau dibandingkan pebalap-pebalap lain," ujarnya.

"Tapi, mereka (pebalap-pebalap lain) juga bisa membaik dan berusaha untuk mengimbangi kami," kata Lorenzo.

Espargaro Nikmati Kunjungannya ke Indonesia

Halo, apa kabar? kalimat itu sontak keluar dari mulut Pol Espargaro kepada awak media yang diberi kesempatan untuk mengunjungi paddock pebalap negara peserta.

Espargaro yang mengenakan kaos berkerah warna hitam berikut topinya hadir di paddock Yamaha Monster Tech 3 untuk menyapa para awak media dengan lambaian tangan dan langsung melemparkan senyumannya. Sejurus kemudian fotografer langsung mengabadikan fotonya.

Espargaro bersama pebalap Yamaha lainnya, Jorge Lorenzo, khusus datang ke Indonesia sebagai bintang tamu pada acara perhelatan akbar Yamaha ASEAN Cup Race (YACR) ke-11 di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, yang digelar Minggu (7/12/2014) besok.

Tiba Jumat (5/12/2014) kemarin, dua pebalap asal Spanyol itu dijadwalkan akan melakoni sejumlah aktivitas, termasuk ikut balapan Yamaha ASEAN Cup Race.

Tapi, Espargaro tidak bisa ikut balapan karena masih mengalami cedera kaki. "Saya tidak bisa ikut balapan besok karena kaki saya masih cedera," kata Pol seraya menunjuk kakinya.

Kendati begitu, ia mengaku senang berada di Indonesia dan berharap semua bisa ikut menikmatinya. "Kabar saya baik, tapi di sini cukup panas. Sarapan tadi pagi juga enak. Saya menikmati sekali kunjungan saya ke sini," sahut Espargaro.

Hal itu juga dibuktikan dia ketika ada salah satu wartawan yang menggodanya dengan sebuah pertanyaan. "Apakah kamu sudah bertemu satu wanita Indonesia yang kamu sukai?" sejurus kemudian dia menjawab: "Saya bebas dan masih single."

"Saya ke sini untuk melihat perlombaan. Mungkin nanti saya akan berlibur ke Bali dan bertemu wanita di sana," katanya seraya tertawa.

Selain bertemu Espargaro, awak media juga diberi kesempatan untuk mengunjungi paddock dari negara-negara peserta. Antara lain paddock tim India, Thailand, Filipina, Malaysia, Jepang, dan Indonesia sendiri. Beberapa negara masih melakoni free practice, sebelum akhirnya nanti akan melakoni kualifikasi.

Yamaha ASEAN Cup Race edisi ke-11 akan digelar akhir pekan ini. Total ada 60 rider dari enam negara ikut berkompetisi.

Dari 60 pebalap, Yamaha Indonesia akan menurunkan 15 pebalap Sementara, 45 rider lainnya berasal dari Malaysia (12 pebalap), Thailand (11 pebalap), Filipina (9 pebalap), Jepang (9 pebalap), dan India (4 pebalap).

Honda RC213V Diminta Lebih Bersahabat Musim Depan

Honda RC213V Diminta Lebih Bersahabat Musim Depan
 
Kebangkitan Yamaha di penghujung musim 2014 membuat kubu Honda waswas. Di musim depan Honda berharap motor RC213V milik Marc Marquez dan Dani Pedrosa lebih bersahabat untuk ditunggangi.

Meski Marquez sangat dominan di separuh pertama musim 2014, Yamaha berhasil bangkit di paruh kedua. Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo berhasil mengumpulkan poin lebih banyak sejak race di Indianapolis pada bulan Agustus sampai seri penutup di Valencia.

Dalam kurun sembilan balapan terakhir itu Marquez cuma dapat 137 poin, bandingkan dengan 10 race pertama di mana dia meraup 250 angka. Sementara Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi masing-masing dapat 166 dan 154 poin di sembilan race pamungkas.

Pada periode yang sama, Marquez mengalami beberapa kecelakaan yakni di Misano, Aragon and Phillip Island. Kejadian-kejadian tersebut dianggap sebagai indikasi kalau RC213V masih kurang bersahabat.

"Semua orang bertanya soal menambah kecepatan saat melewati tikungan, tapi kami belum mencapai terobosan yang kami butuhkan. Di paruh kedua musim Yamaha mengalami kemajuan baik dari pebalap maupun mesin. Motor kami tahun ini lebih sulit dikendarai dibanding di 2013. Kami ingin membuatnya lebih mudah (dikendarai), seperti Yamaha," ungkap Wakil Presiden HRC, Shuhei Nakamoto.

Betapa sulitnya RC213V dikendalikan musim ini juga bisa dilihat dari performa pebalap tim satelit yakni Alvaro Bautista dan Stefan Bradl.

"Mesin musim ini tidak mudah dikendarai. Sangat berbeda dibanding musim lalu. Siapapun bisa mengendarai (Honda). Mungkin jika saya mengendarainya hari ini catatan waktunya akan di atas dua menit. (Tapi) untuk mencapai 1/10 atau 2/10 detik lebih cepat itu sangat sulit. 1/10 detik perbedaan tetaplah perbedaan," tegasnya seperti dikutip dari Crash.

Masalah Honda bisa bertambah di awal musim 2015 mengingat Marc Marquez dan Dani Pedrosa sama-sama belum puas dengan motor 2015 yang sudah mereka ujicoba beberapa pekan lalu. Keduanya sepakan menyebut karakter mesin serta sasis masih butuh perbaikan.

Alex Marquez dan Marc Marquez diminta tidak ubah gaya walaupun tidak juara

Alex Marquez dan Marc Marquez diminta tidak ubah gaya walaupun tidak juara
 
Madrid - Duo Marquez, Marc dan Alex, mendapat ucapan selamat dari Repsol atas keberhasilan menjadi juara dunia. Kakak beradik itu dipesankan untuk tidak mengubah gaya membalapnya musim depan.

Marc dan Alex mengunjungi markas Repsol yang terletak di Madrid untuk bertemu dengan presiden perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas itu, Antonio Brufau.

Dikutip dari Crash, Brufau secara khusus mengucap selamat pada Marc dan Alex atas keberhasilan mereka menjadi juara dunia di kelas MotoGP dan Moto3 pada musim 2014. Dia juga memberi pesan khusus pada keduanya terkait kompetisi musim depan dan upaya mempertahankan gelar juara.

"Tidak masalah jika tahun depan Anda tidak memenangi gelar juara lagi, tapi kami secara khusus ingin kalian tidak mengubah siapa diri kalian sekarang," kata Brufau pada Marc dan Alex.

Repsol adalah sponsor utama tim Honda, yang diperkuat Marquez dalam dua musim terakhir. Repsol juga menjadi salah satu sponsor Estrella Galicia Honda, tim yang dibela Alex Marquez.

Marco Melandri mengakui kesulitan kembali ke motogp

Marco Melandri mengakui kesulitan kembali ke motogp

 
Kembali ke MotoGP setelah empat tahun absen menimbulkan masalah buat Marco Melandri. Dia mengaku kesulitan saat melakukan ujicoba bersama Aprilia.

Melandri kembali ke MotoGP setelah dalam empat tahun terakhir dia berlaga di balapan Superbike. Sebelumnya dalam kurun 2003 sampai 2010 dia menjadi pebalap MotoGP, dan bahkan mengawali karier di kelas 125 cc dan 250 cc.

Meski musim 2014 meraih sukses setelah menjadi pebalap dengan jumlah kemenangan terbanyak di Superbike, kembali ke MotoGP menghadirkan masalah buat pria asal Italia itu.

"Saya hanya melakukan 10 lap dengan mesin baru. Lalu kami mengalami masalah. Kami kembali ke lintasan dengan mesin standar dan saya mengalami banyak kesulitan," ungkap Melandri.

 Saya tidak yakin dengan motornya, sebagaimana saya yakin dengan motor di Superbike. Kami harus mencari tahu kenapa. Sisi sasisnya berbeda dengan Superbike. Bahkan velg bannya, banyak hal yang berbeda. Ada sesuatu yang membuat saya tidak percaya diri," sambungnya di MCN.

Selama delapan tahun berkarier di MotoGP, raihan terbaik Melandri adalah finis sebagai runner up di musim 2005. Tapi setelah itu prestasinya menurun, saat memutuskan menyeberang ke Superbike dia menyudahi musim 2010 dengan duduk di posisi 10.

Jorge Lorenzo : Marc Marquez bisa dikalahkan!

Jorge Lorenzo : Marc Marquez bisa dikalahkan!
 
Dua musim terjun di kelas MotoGP, dua kali juga Marc Marquez merebut gelar juara dunia. Meski Marquez sangat dominan, Jorge Lorenzo memastikan kalau sang rival bisa dikalahkan.

Dalam wawancara yang dilakukan dengan Majalah Elite Sport, Lorenzo tak menyangkal kalau performa Yamaha dan dirinya di msuim 2014 jauh dari maksimal. Karenanya dia menjanjikan peningkatan penampilan di musim mendatang.

Alih-alih membalas kekalahan atas Marquez di tahun sebelumnya, Lorenzo malah menjalani musim terburuk sepanjang kiprahnya di MotoGP. Dia cuma bisa duduk di posisi tiga dengan poin dikumpulkan berjumlah 263, terpaut 99 poin dari Marquez yang jadi juara dunia dan tertinggal 33 poin di belakang Valentino Rossi.

"Saya tidak punya kepercayaan diri dan tak punya grip, saya kesulitan menempatkan segalanya secara benar. Bagaimanapun, di paruh terakhir 2014 Yamaha meraih empat kemenangan dan ini menjadi dasar yang bagus untuk musim depan," ucap Lorenzo.

Statistik oke Lorenzo dan Yamaha di seri-seri pamungkas memunculkan keyakinan Lorenzo kalau dia akan bisa kompetitif lagi musim depan.

"Tidak ada yang tidak terkalahkan di dalam hidup ini, Anda hanya harus bekerja lebih keras dan berupaya mengalahkan Marc Marquez. Ini bukan olahraga yang sederhana, tergantung pada banyak faktor. Kombinasi Marc dan Honda bekerja sangat baik di tahun ini, tapi musim depan kondisinya bisa berubah," tegasnya.