Rabat mulai turun di seri Grand Prix pada musim 2005 silam. Tak ada yang benar-benar spesial dari performanya, yang membuat dia harus berjuang ekstra keras untuk bersaing dengan pebalap lain di kelas 125cc ketika itu.
Pada empat tahun pertamanya dia sama sekali tak pernah masuk 10 besar klasemen akhir. Namun Rabat tak menyerah karena perlahan dia berhasil memperbaiki posisinya dari urutan 10, 7, 3 dan nomor satu di musim ini.
"Sangat menyenangkan melihatnya berada di posisi teratas karena saya punya hubungan yang dekat dengannya. Kami banyak berlatih bersama. Dan saya tahu apa yang dia lakukan dan dia berkorban untuk bisa menjadi kompetitif di sini," sahut Marquez.
"Setiap orang tahu perkembangan yang dibuat Tito di kejuaraan dunia ini. Hampir setiap tahun dia mengalami perkembangan dan dia tak pernah menyerah. Sangat menyenangkan melihatnya berada di atas, karena dia adalah pebalap yang bekerja paling keras. Hidupnya untuk motor. Saya berbahagia untuknya," lanjut Marquez di Crash.
Tidak seperti Marquez yang dinilai punya bakat alami sebagai pebalap, Rabat harus berjuang keras untuk mengasah kemampuannya. Perjuangan yang pantang menyerang itu juga membuat Rossi terkesan.
"Saya sangat menyukai Tito, pertama karena dia sangat gila di atas motor. Pertama kali dia datang ke ranch-ku dan mendapat motor, wajahnya - itu seperti mulutnya berada di luar helm dan dia banyak sekali tersenyum dan matanya benar-benar gila," sahut Rossi yang beberapa pekan lalu mengundang Rabat datang ke ranch-nya
0 Response to "Rabat yang Pantang Menyerah Disanjung Marquez, Rossi, dan Lorenzo"
Post a Comment